Setelah 13 Tahun, Muncul De Javu 'Kalian Memang Mengharukan'
Apresiasi tinggi juga layak saya berikan kepada seluruh teman-teman yang telah bersedia meluangkan waktu di tengah kesibukan kalian untuk hadir di Silatnas Blitza 2017 kali ini.
31 Oktober 2017 12:44 WIB

Tentu kalian semua masih ingat kan bagaimana ungkapan kalimat Kiai Hasan tepat setelah Panggung Gembira kita 13 tahun silam pada 31 Desember 2004. Tepat setelah berakhirnya sesi evaluasi, beliau Kiai Hasan mengucapkan kalimat membanggakan itu,"Bagus, kalian memang mengharukan!”
Tepuk tangan bergema di depan Panggung besar acara kebanggaan, takbir pun kita pekikkan tengah malam itu. Betapa bahagianya kita saat itu.
13 tahun berlalu, akhir pekan lalu kita kembali berkumpul di Yogyakarta. Dalam sebuah acara besar bertajuk “Endangono dulurmu, Dab!” dalam rangka Silatnas Perdana Blitza Remigion 2017 di Yogyakarta. Dan harus kita akui secara jantan, bahwa kinerja Panitia Pelaksana di bawah komando Okie “Sinyo” Fajaruddin dan Joko Robi Prasetyo bekerja sangat prima dan maksimal, tanpa cela, berkualitas dan standar tinggi. Awesome!
Dan untuk Panitia Pelaksana Silatnas selanjutnya, semoga tidak terbebani dengan pencapaian Silatnas Blitza di Yogyakarta kali ini. Dimanapun nanti Silatnas Blitza kedua dilaksanakan, semoga terlaksana dengan warna yang baru yang tentunya akan lebih berkesan dari pelaksanaan Silatnas perdana di Yogyakarta kemarin.
Ada sangat banyak hal yang bisa menurut saya layak kita apresiasi. Standing applause untuk Okie “sinyo” Fajaruddin, As’ad “enjink” Purwo dan Alimudin Taufiq. Saya sepakat dengan komentar Ayyadana untuk mereka bertiga ini; Man of the match. Mereka bertiga selama Silatnas kemarin seperti baterai Duracell yang nggak ada matinya. Tanpa bermaksud mengesampingkan kinerja teman-teman Panitia yang lain, tapi mereka bertga ini memang sudah on fire sejak awal dibentuknya Tim Panitia Pelaksana Silatnas Blitza di Yogyakarta kali ini.
Banyak hal di belakang layar yang dikerjakan sangat serius dan tanpa mengenal waktu, gass pooll, bahkan ada ungkapan nyleneh; ngopi di warung kopi mulai dari buka sampai warung tutup. Ini gambaran betapa mereka benar-benar bukan hanya meluangkan waktu mereka, tetapi mengorbankan waktu mereka yang seharusnya bisa buat jalan-jalan, mbribik kimcil di sekitaran Tugu Jogja atau nggodain Al imroaats Zaman Now yang makin gemez di kawasan Nol Kilometer Yogyakarta.
Tetapi mereka memilih untuk mengesampingkan kenikmatan dunia yang HQQ itu untuk sementara waktu, demi kesuksesan Silatnas Blitza 2017 kali ini. Sehingga kalau temen-temen baca tulisan di belakang Kaos Silatnas kemarin itu benar adanya; Antum ta’ab, nahnu kadzalik ta’ab. Antum masyghul, nahnu kadzalik masyghul. Lakin hadza maa sumiya bi Al Amanah.
Salam hormat saya kepada mereka yang berjuang untuk mensukseskan Silatnas Blitza kali ini. Mereka berjuang tanpa pamrih, tanpa ada imbalan materi sepeser pun, bahkan saya yakin mereka justru telah berkorban uang tabungan mereka lebih dari biasanya. Bisa jadi, kebutuhan bulanan mereka selama 3 bulan terakhir bahkan tidak terpenuhi, karena uang yang mereka miliki dihabiskan untuk ngopi-ngopi dalam rangka rapat Koordinasi Silatnas Blitza 2017 ini.
Saya pribadi hanya sanggup menemani rapat Koordinasi mereka beberapa kali, selebihnya hanya bisa memantau di Grup Whatsapp dan menahan diri karena gatel ingin ikut nimbrung bersibuk ria, berlelah-lelah bersama, namun apa daya hanya bisa menyimak dari kejauhan dan berdo’a semoga mereka selalu sehat.
Apresiasi tinggi juga layak saya berikan kepada seluruh teman-teman yang telah bersedia meluangkan waktu di tengah kesibukan kalian untuk hadir di Silatnas Blitza 2017 kali ini. Saya yakin, kita semua punya kesibukan kita masing-masing, kita semua memiliki pekerjaan yang kita tinggalkan selama 3 hari kemarin, bahkan banyak yang sudah berkeluarga harus ikhlas meninggalkan anak dan istri di rumah masing-masing. Ada Ilyu yang beberapa hari sebelum Silatnas mengalami kecelakaan dan patah tulang tangan kanan, tetapi tetap hadir di Silatnas.
Ada Mahmud yang sejak sebelum berangkat sudah ngedrop kondisi badannya tetapi dipaksakan berangkat, hingga sempat masuk UGD dua kali di Ponorogo dan Yogyakarta. Ada rombongan Jakarta yang harus mengalami kendala teknis di perjalanan sehingga harus menempuh perjalanan lebih dari 20 jam, bahkan beberapa teman dari Banten yang tergabung di kloter Jakarta itu akhirnya terpaksa hanya singgah selama 1 jam di lokasi, hanya bertemu dengan sebagian teman-teman, lalu kembali terbang ke Jakarta karena esoknya ada agenda yang tidak bisa ditinggalkan di Banten.
Maka akan relevan semboyan di Kaos Silatnas Blitza kali ini; Antum ta’ab, nahnu kadzalik ta’ab. Antum masyghul, nahnu kadzalik masyghul.
Ada banyak pesan melalui japri Whatsapp yang masuk ke Panitia, mengungkapkan penyesalan mereka karena atas satu dan lain hal tidak bisa ikut hadir di Silatnas Blitza Remigion kali ini. Seperti kata Abu Shofi, “Bohong kalau yang tak datang, tak menyesal”. Untuk kalian yang belum diberi kesempatan hadir di acara Silatnas Blitza Remigion 2017 kemarin, saya hanya berdo’a semoga kalian semua bisa hadir di Silatnas selanjutnya. Jangan tanya kapan akan diagendakan, karena memang belum diputuskan kapan dan dimana akan dilaksanakan.
Namun, jika diizinkan untuk memberikan Evaluasi secara keseluruhan, baik Panitia maupun Peserta, satu hal yang harus kita perbaiki bersama adalah tradisi bekerja system “Last Minute” yang harus segera ditinggalkan. Yaa meskipun ada seninya dan ada drama-dramanya, tapi sebaiknya agar tradisi tersebut mulai kita perbaiki bersama-sama di agenda yang akan datang. Ya kalau panitia yang ditunjuk sudah bermental tangguh dan pejuang, mereka mampu fighting dan menjaga stamina. Kalau pas yang jadi panitia yang tidak siap secara mental dan fisik, bisa-bisa masuk UGD semua sebelum acara dimulai. Hahahahaha.
Apapun itu, Silatnas Blitza Remigion 2017 sudah terlaksana dengan baik dan lancar, ada kekurangannya itu sudah pasti, tetapi saya rasa itu tertutupi dengan terobatinya rasa kangen kalian satu sama lain. Semoga pasca Silatnas Blitza Remigion kali ini, ukhuwah kita pun semakin terawat dengan baik, konsolidasi Blitza di masing-masing regional semakin kuat, sehingga mimpi besar kita bersama dalam 1 Abad Gontor mendatang dapat terwujud.
Mimpi besar apa itu? Ente la ta’rif? Khoto’uka la ta’ti ila Silatnas!!!!!!!
Ditulis oleh: Menulis Sampai Baik
*Tulisan ini adalah 'Suara Kita' kiriman dari pembaca. Jitunews.com tidak bertanggung jawab terhadap isi, foto maupun dampak yang timbul dari tulisan ini. Mulai menulis sekarang.
Inilah Pernyataan Lengkap Alexis Terkait Penghentian Izin Usahanya
Admin | : | Syukron Fadillah |