Strategi Penetapan HET untuk Mengendalikan Harga, Belum Berhasil di Pasar Tradisional
Pedagang bahkan tidak tahu dengan adanya Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
15 Juni 2017 15:10 WIB

Ilustrasi, pasar tradisional. | dok. Jitunews |
JAKARTA, JITUNEWS.COM- Salah satu strategi jitu yang diterapkan pemerintah dalam menjaga harga pangan di pasar adalah dengan menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) pada sejumlah komoditas pangan pokok. Namun demikian, penetapan HET tersebut rupanya belum mampu menggeser harga yang saat ini sedang bergulir di pasar.
Berdasarkan pantauan Jitunews.com di pasar Rawasari Jakarta Pusat terhadap harga sejumlah komoditas pangan pokok yang sudah ditetapkan HET nya oleh pemerintah, kisaran harganya masih berada di atas HET pemerintah.
Untuk harga kedelai, pemerintah menetapkan HET pada kisaran Rp 9.200/kg, tetapi di pasar masih dijual dengan harga Rp 10.000/kg, minyak goreng curah, HET pemerintah Rp 10.500/liter di pasar masih bertengger pada harga Rp 12.000/liter, minyak goreng kemasan, HET Rp 11.000/liter, di pasar Rp 13.000/liter, beras medium HET Rp 9.500/kg di pasar masih berada pada kisaran Rp 8.000-12.000/kg, daging sapi harga HET Rp 80.000/kg di pasar masih bertengger pada harga Rp 115.000-120.000/kg.
Mendag: Laju Inflasi Akan Terus Kita Tekan dengan Menstabilkan Harga
Sementara itu, salah satu dagang sembako di pasar Rawasari, Siti (30), mengaku tidak tahu kalau ada Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Ia mengatakan bahwa selama dia berdagang, ia hanya mengikuti mekanisme pasar yang ada.
"Kalau dari agen harganya naik, ya kami juga ikut naik. Saya tidak tahu kalau ada HET pemerintah,"katanya.
Siti mengaku bahwa dirinya hanya mengikuti irama pasar yang ada, dan disesuaikan dengan harga beli bahan pangan tersebut di agen atau para distributor.
Pastikan Kestabilan Harga Pangan, Mendag Blusukan Hingga ke Cilegon
Penulis | : | Siprianus Jewarut, Ratna Wilandari |