Busana King Salman, Jahitan Emas dan Perak Berbahan Sutra dan Wol
Inilah gaya fesyen Raja Arab Saudi, Salman Bin Abdulaziz Al Saud yang bakal digandrungi dunia.
4 Maret 2017 06:45 WIB

Presiden Jokowi bergandengan dengan Raja Salman dalam rangkaian kunjungan kenegaraan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/3). | Setkab.go.id |
ARAB SAUDI, JITUNEWS.COM – Busana Raja Arab, Salman, bukan lah kemewahan yang biasa. Jubah panjang yang dilengkapi penutup kepala rupanya tak sekadar busana nasional Arab Saudi.
Jubah panjang yang dikenakan Raja Arab ini bernama bisht. Jubah ini terbuat dari bahan wol, yang kebanyakan berwarna putih dan krem.
Asal muasal bisht dari Persia. Awalnya dikenakan sebagai pakaian musim dingin oleh suku pedalamn. Tapi kini, bisht menjadi tren baru. Sebuah tren untuk menunjukkan tingkat sosial individu di Arab. Orang-orang berpangkat tinggi, seperti raja, pejabat, pengusaha, selalu mengenakan bisht tiap harinya. Bisht juga kerap digunakan untuk acara pernikahan, wisuda, Idul Fitri dan Idul Adha.
Abu Salem, desainer terkenal di Arab Saudi mengatakan, kalau bisht muncul saat saudagar Persia melakukan ibadah Haji.
”Kini daerah Al-Ahsa menjadi pusat bagi para penjahit terbaik bisht di Arab. Sudah 200 tahun lamanya para penjahit secara turun temurun menjahit bisht kualitas terbaik,” papar Abu Salem, seraya memaparkan ada tiga jenis bordir yang digunakan untuk membuat bisht.
”Ada jahitan emas, perak. Benangnya disebut zari,” tambah Abu Salem.
Ada tiga jenis bisht utama, yaitu Darbeyah, Mekasar dan Tarkeeb.
Kisah Raja Salman Muda, Usia 28 Sudah Jadi Gubernur
Darbeyah adalah buatan tangan dengan bordir dan pola tradisional. Gayanya persegi dan longgar. Mekasar juga dikenal sebagai Gasbi, memiliki bordir sutra di sepanjang tepi kain.
Sedangkan Tarkeeb, busana yang pas dengan tubuh dan dibuat dengan bordir emas.
”Membuat bisht diperlukan ketelitian dan keterampilan. Membutuhkan kesabaran juga waktu sangat lama. Tergantung gaya dan desain. Satu penjahit membutuhkan waktu sekitar 80-120 jam untuk membuat bisht,” papar Salem.
Ghutra
Raja Arab juga mengenakan ghutra sebagai penutup kepala. Guthra merupakan penutup kepala tradisional yang berfungsi sebagai pelindung panas dari gurun dan terik matahari.
Ghutra memiliki igal merupakan tali berwarna hitam. Fungsinya untuk menahan ghutra agar tidak jatuh. Ghutra paling populer saat ini adalah berwarna merah dan putih dengan corak kotak-kotak.
Ghutra bukanlah bukanlah satu-satunya penutup kepala yang digunakan masyarakat Arab.
”Ada beberapa tutup kepala berbeda yang dikenakan di sejumlah negara Arab. Ada kalansuwa, sorban, imamah dan keffiyeh,” jelas Salem, lagi.
Saat ini, selain ghutra, masyarakat Arab juga kerap mengenakan keffiyeh yang turut disebut shemagh. Warna keffiyeh yang paling umum adalah putih dengan igal hitam.
Hebatnya, ghutra dan keffiyeh tak cuma diminati masyarakat Arab. Masyarakat di berbagai negara juga sudah mengenakan ghutra dan keffiyeh sebagai tren baru.
Sejumlah lelaki di Tokyo, Paris dan London banyak mengenakan ghutra dan keffiyeh dalam aktifitasnya sehari-hari.
”Bahkan sejumlah brand internasional juga membuat produk dengan motif ghutra dan keffiyeh. Sebut saja seperti Nike, Mitchell & Ness, New Era, Starter dan Jack & Jones,” ujar Salem, bangga.
Kedatangan Raja Salman ke DPR Bukti Islam Tidak Anti Demokrasi
Penulis | : | Vicky Anggriawan,Yusran Edo Fauzi |