Presiden Jokowi Gelar Rapat Terbatas di Atas KRI yang Berlayar di Perairan Natuna
Pagi ini, Kamis (23/6), Presiden Joko Widodo (Joko Widodo), bertolak dari Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta menuju Ranai, Kepulauan Natuna guna melakukan kunjungan kerja ke daerah perbatasan tersebut.
23 Juni 2016 09:56 WIB

KRI Imam Bonjol 383 dan KRI Teuku Umar 385. | Istimewa |
JAKARTA, JITUNEWS.COM - Pagi ini, Kamis (23/6), Presiden Joko Widodo (Joko Widodo), bertolak dari Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta menuju Ranai, Kepulauan Natuna guna melakukan kunjungan kerja ke daerah perbatasan tersebut.
Rencananya, di Natuna, Presiden Joko Widodo akan menggelar rapat terbatas di atas Kapal Republik Indonesia (KRI) Imam Bonjol yang berlayar di perairan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Dalam rapat terbatas itu akan dibahas mengenai pengembangan potensi ekonomi Kepulauan Natuna.
Pramono Anung: Konflik dengan Tiongkok di Perairan Natuna Berakhir
Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana dalam pernyataan tertulisnya (23/6) mengatakan, pengembangan Natuna menjadi sebuah keharusan dan juga prioritas utama bagi pemerintah Indonesia.
“Bukan saja karena Presiden ingin perbatasan sebagai beranda terdepan Indonesia, tetapi juga Presiden ingin mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia,” ujar Ari.
Sebagai daerah kepulauan, lanjut Ari, pembangunan di sektor kelautan, perikanan, dan pariwisata bahari di kabupaten Natuna diharapkan mampu memberikan manfaat nyata bagi kesejahteraan bagi rakyat Indonesia, khususnya di Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau.
“Presiden mengadakan Rapat Terbatas di Kepulauan Natuna karena ingin melihat langsung kondisi di Kepulauan Natuna sehingga rencana pengembangan yang akan ditempuh akan menjadi lebih terarah, jelas dan sesuai dengan kondisi yang diharapkan,” kata Ari Dwipayana.
Turut mendampingi Presiden dalam kunjungan ini antara lain Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Penulis | : | Vicky Anggriawan |