JAKARTA, JITUNEWS.COM - Pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) terus meningkatkan kerja sama pendidikan tinggi dengan pemerintah Australia.

Peningkatan kerja sama tersebut nantinya akan diwujudkan melalui kerja sama di bidang riset.

Beberapa waktu lalu atau tepatnya pada tanggal 4 Mei 2016 lalu, Menristek Dikti, M. Nasir, menerima kunjungan Menteri Pendidikan, Urusan Masyarakat Aborigin, Urusan Pemilihan, Australia Barat, Peter Collier MLC.

Menristekdikti Menantang Perguruan Tinggi untuk...

Dalam pertemuan tersebut, Menteri Collier membawa delegasi yang terdiri dari rektor dan wakil rektor dari lima universitas besar di Australia Barat (The University of Notre Dame Australia, The University of Western Australia, Murdoch University, Curtin University dan Edith Cowan University), serta penasehat Menteri.

Kedua delegasi bersepakat untuk membuat payung bilateral dalam bidang riset yang dapat mendongkrak jumlah publikasi internasional para peneliti Indonesia.

Nantinya pada tahun 2017, Kemenristek Dikti juga akan melaksanakan program International Integrated Collaboration yang akan dijadikan salah satu bentuk dukungan program bagi para peneliti dan akademisi dalam melakukan kerja sama riset internasional.

Sementara itu, saat bertemu dengan perwakilan pemerintah Australia itu, Menteri Nasir menyampaikan keluhannya soal mahalnya biaya kuliah bagi mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Australia. Kata Nasir, besarnya biaya kuliah di Australia tersebut cukup memberatkan pengaturan pemberian beasiswa mahasiswa Indonesia.

"Di Indonesia besaran biaya kuliah ini bersifat tetap sampai mahasiswa tersebut lulus,” ujar Menteri Nasir.

Ristekdikti Raih Penghargaan untuk E-Magz

• 1