Steak Super di Super Steak
5 April 2014 07:00 WIB
Sekitar 25 kursi dan meja makan untuk tamu dijajarkan rapi di garasi berukuran 3x7 meter. Tapi kursi dan meja juga bisa disediakan di luar rumah jika tak hujan atau pengunjung bertambah. Beberapa foto menghiasi ruang makan Super Steak. Tidak ada yang istimewa, hanya kumpulan foto pengunjung dan pemilik restoran saat bercengkrama usai makan. Wajar saja, ayah sang pemilik Windu Suryanto Mashud, adalah bekas wartawan, Mashud Achmad. Mungkin disini letak uniknya, karena kita seperti disuguhkan suasana makan layaknya di rumah sendiri.
Dekorasi dan perabotannya juga cukup sederhana, pemilihan meja dan kursi tidak juga artistik. Bagian dapur nya juga terletak di sisi kanan teras rumah, nampak sejajar dengan garasinya, sehingga pembeli dapat mengintip masakan dan aktivitas koki saat memasak steak.
Inilah tip jika anda pertama kali berkunjung ke Super Steak, adalah jangan malu untuk bertanya pada koki maupun seperti jenis angus, super black angus, dan local prime diimpor langsung dari Australia. Jika selama ini wagyu lebih populer dijadikan steak, jenis angus dan super black angus diklaim Super Steak lebih baik dari sisi kualitasnya. Jika wagyu cenderung kaya lemak, tidak demikian dengan daging angus. Tekstur daging angus dikenal lebih padat dan berotot. Karena saat masih di peternakan, sapi berpostur bongsor itu lebih banyak bergerak dibanding sapi wagyu yang manja dan jarang gerak.
Namun, karena memiliki kualitas yang sama, daging wagyu dan angus tak bisa dibedakan jika sudah dalam kondisi masak. Tip nya justru dilihat pada pola sebaran lemak saat daging masih mentah. Angus tidak memiliki pola sebaran lemak tapi teksturnya amat lembut, sedangkan kualitas wagyu justru dinilai dari jumlah pola sebaran lemaknya, yang berupa serat putih halus pada bagian tengah potongan daging.
"Namun biasanya, yang memakai olahan daging angus dan super black angus adalah restoran di hotel-hotel. Karena harganya, bisa tiga kali lipat lebih mahal, yakni sekitar Rp. 600 ribuan, beda dengan menu di Super Steak,'ujar Yoni, sang juru masak.
Ada beberapa pilihan jenis daging di Super Steak, angus, local prime, dan super black angus, apakah tenderloin, sirloin, ataukah rib eye. Setelahnya, ada sembilan varian rasa yang bisa dipilih. Di antaranya butter garlic, beerloin, cajun delight, honey herbs, dan lemon herbs part II. Terakhir, Anda mesti memilih tingkat kematangan daging steak. Mulai dari mentah, medium mendekati mentah, medium, agak matang, hingga sepenuhnya matang.
Saya memilih untuk steak angus rib-eye yang dilamuri herbs part II (seharga Rp.195 ribu). Daging angus rib-eye dimasak dengan bumbu khas Eropa, lemon herbs part II, hanya perlu dipanggang 5 menit untuk tingkat kematangan medium. Rahasianya adalah dengan tidak menyimpan daging dalam lemari pendingin, sehingga memudahkan saat memanggang. Menu ini merupakan favorit para tamu bule, karena cocok dengan lidah mereka yang senang digelitik rasa kecut saat menyantap steak.
Steak angus rib-eye dihidangkan di atas tumpukan salad peterseli, pada sebuah papan kayu persegi yang cukup lebar. Daging tersebut dikelilingi potongan sayuran seperti wortel, buncis, bawang bombay, dan jagung manis. Rasanya ? Ramai sekali. Perasan lemon dan minyak zaitun yang dilumurkan di atas daging membuat steak ini terasa asam dan amat segar. Sensasi rempahnya terasa, namun tidak dominan.
Super Steak juga memiliki menu lainnya seperti Super black angus tenderloin yang berbumbu butter garlic. Hanya saja proses pemanggangan memakan waktu sekitar 7 menit, karena daging yang lebih tebal, tapi sangat mudah saat diiris.
Jika seporsi steak belum mengenyangkan, Anda bisa saja menambah berat daging menjadi 500 gram, atau 1,2 kilogram. Menu ini biasanya dipesan para tamu bule atau mereka yang memang ketagihan steak. Jadi, siap pesta steak super di Super Steak?
Restoran Super Steak
Alamat: Jalan Dempo I No.76 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Telepon: 08176396255
Penulis | : | Tommy Ismaya, Tommy Ismaya |
|