Kisah Sukses Bambang Haryono, mengubah Pohon Asem menjadi Barang
3 Oktober 2014 14:12 WIB

istimewa |
JITUNEWS.COM-Tidak disangka, berkat ide kreatifnya yang mampu mengubah limbah kayu pohon asam menjadi sebuah karya seni bernilai tinggi, telah membuat Bambang Haryono mampu mendapatkan omset mencapai Rp 1 miliar tiap bulannya.
Usaha kerajinan tangan kayu pohon asam yang sudah di geluti selama tiga tahun silam ini, bermula saat Bambang Haryono melihat ada kekhasan unik pada pohon asam. “Kayu pohon asam menurut saya unik, seperti memiliki ciri yang khas dan juga tiap potong yang dibuat tidak akan pernah sama. Maka yang banyak minat untuk produksi kayu asam ini Eropa dan Amerika,” kata Bambang yang ditemui di workshop ‘Oesing craft’ miliknya, Banyuwangi.
Melihat adanya potensi bagus, akhirnya pria yang juga menjadi penggiat UMKM kerajinan asal Bayuwangi ini pun kemudian menjadikan kayu pohon yang tidak memiliki nilai ekonomi ini menjadi sebagai kerajinan tangan yang berguna dan menghasilkan uang, termasuk limbahnya yang dijadikan ornamen furnitur yang berkelas internasional.
Cita-cita Bocah Obesitas Asal Kawarang, Ingin Bertemu Presiden Jokowi!
Dalam menggeluti usahanya ini, Bambang lebih mengutamakan pemberdayaan masyarakat Banyuwangi dari pada menggunakan tenaga mesin. Dan saat ini Perusahaannya telah memiliki lebih dari 250 pegawai yang dirangkulnya untuk membuat kerajinan kayu. Tenaga kerja itu direkrut dari berbagai kecamatan, yaitu Glagah, Kalipuro, Kabat. Bahkan Bambang juga kerjasama dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat maupun lembaga pemasyarakatan (lapas) di Banyuwangi.
“Kita rangkul lapas agar napi-napi juga punya ketrampilan selama di dalam,” kata Bambang. Selain itu, Bambang juga memiliki anak cabang yang ada di Situbondo, Jember, dan Pasuruan. Kerajinan milik bambang ini beraneka ragam, seperti tablewear, mangkok, guci, tempat makan, dan tempat perhiasan.
Dengan Kegigihan Bambang, produk kerajinan asal banyuwangi ini telah beredar ke berbagai negara, seperti Swiss, Belanda, Jerman, Amerika, Jepang, Hong Kong, Singapura, dan Malaysia. Tak heran jika tiap bulan omzet yang didapat mencapai Rp 1 miliar.
Oesing craft bahkan sudah dikontrak oleh perusahaan besar asal Jepang untuk membuat kerajinan kayu. “Berapa pun yang kita produksi, mereka siap menerima. Bahkan untuk pengiriman ke Jepang itu ada batas minumum jumlah,” kata Bambang bangga.
Karena keuletan dan kegigihan itu, berbagai penghargaan telah diraih, seperti penghargaan dari Unesco Award of Excellence for Handycraft pada 2012 lalu untuk wilayah Asia Tenggara.
Selain itu juga meraih piagam penghargaan SMESCO Award Tahun 2009, Juara 2 Desain Cindera Mata Jatim 2009, Prabaswara Award di bidang Ekspor 2012, dan berbagai penghargaan bidang kerajinan serta pemberdayaan masyarakat.
“Kita tetap mengutamakan kualitas dari kerajinan yang kita buat. Saat pesanan banyak, kita tidak boleh lengah untuk mengutamakan kualitas tiap piece-nya. Kalau kualitas jelek, pasti konsumen lari, apalagi Jepang yang selalu teliti barang yang kita kirim”, tandas Bambang yang juga memiliki impian melatih para mantas PSK di Dolly untuk bisa memiliki ketrampilan membuat kerajinan dari pohon kayu ini.
Penulis | : | Hasballah |