SBY 'Titip' Teluk Benoa ke Jokowi
6 Agustus 2014 11:00 WIB
Dari pantauan Jitunews, investasi di Teluk Benoa tercatat mencapai Rp 30 triliun. Sudirman menambahkan, hingga kini proyek tersebut masih terus dibenahi prosesnya. Proyek Teluk Benoa merupakan implementasi Peraturan Presiden No.51/2014, yang ditetapkan 30 Mei 2014. Perpres ini adalah revisi dari Perpres Nomor 45 Tahun 2011 tentang rencana tata ruang kawasan perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita).
Seluas 800 hektare bakal direklamasi di lokasi yang sejak lama menjadi incaran para investor ini. Salah satunya, PT Tirta Wahana Bali International (TWBI). TWBI berencana membangun pusat pariwisata sekelas Walt Disney di Amerika Serikat. Niatan TWBI mendapat penolakan dari warga desa sekitar Teluk Benoa. "Kami tidak mau daerah kami kebanjiran,” kata Ketua Forum Pemerhati Pembangunan Bali (FPPB) Desa Kedonganan, I Gede Sudiana.
Reklamasi, dikatakan Sudiana, akan mematikan kehidupan nelayan sekitar. Sekitar 200 warga Kedonganan menjadi nelayan di Teluk Benoa, dengan berdirinya pusat pariwisata baru, pendapatan warga nelayan sekitar terancam. Sejauh ini Kedonganan menjadi pusat restoran khas ikan laut. Restoran-restoran milik warga berderet di sisi barat pantai. “Kalau ada pusat pariwisata baru, kami yakin tempat wisata kami akan mati, kalah bersaing," katanya.
Sudiana berkukuh, kendati tak menolak pariwisata, dia berharap Pemerintah Badung dan Bali menolak rencana reklamasi Teluk Benoa. “Kami tidak menolak pariwisata. Kami hanya berharap pembangunan pariwisata dikembangkan ke daerah lain di Bali, seperti bagian timur atau utara. Bali Selatan sudah penuh fasilitas pariwisata.”
Koordinator Forum Rakyat Bali Menolak Reklamasi (Forbali), Wayan Suardana, dengan tegas meminta presiden terpilih Joko Widodo menolak reklamasi Teluk Benoa. "Harapan kami Jokowi konsisten dengan program kerakyatan dan tidak tergoda ikut ajakan SBY . Kalau ikut artinya siap masuk jurang."(BI)
Penulis | : |