Cerita Tumpeng dan Mesranya Megawati dengan Jokowi di Rakernas PDI Perjuangan
Tumpengan diadakan sebagai puncak acara syukuran sekaligus pembukaan Rapat Kerja Nasional 2016 PDIP
11 Januari 2016 12:25 WIB

Ilustrasi Ketua Umum PDIP Megawati potong tumpeng (ist) |
JAKARTA, JITUNEWS.COM - 'Tumpengan', istilah Indonesia sekali yang menandakan perayaan dan pernyataan syukur atas berkat yang diterima dari Allah Yang Maha Kuasa. Wujudnya juga khas, nasi kuning disusun bentuk kerucut bagaikan gunung, seakan mewakili rangkaian pegunungan Indonesia yang merupakan bagian jalur ring of fire dunia. Ada juga yang mengatakan bentuk kerucut tumpengan mewakili caping khas petani Indonesia. Sebagai simbol sebuah profesi keramat di negeri ini yang seringkali berada di pusat perdebatan konsep kesejahteraan bangsa.
Di sekeliling kerucut nasi kuning, ada berbagai lauk. Mulai dari tempe, ayam, telur, daging, dan aneka sayuran, seakan menandakan kesuburan tanah Indonesia. Tanah dimana tongkat, kayu, dan batu bisa jadi tanaman kalau menurut lagu lama. Gemah ripah loh jinawi.
Dalam setiap acara 'tumpengan', sudah menjadi kebiasaan potongan pertama nasi kuning yang paling atas diberikan kepada tamu kehormatan pada acara tersebut. Seperti tradisi first cake jika di budaya barat. Orang yang diberikan tumpeng pertama dan lauk pertama dianggap sebagai orang yang sangat dihormati, orang yang dianggap sangat berjasa atas keberhasilan yang sedang dirayakan, dan orang yang dianggap bisa menjadi panutan bagi mereka yang bersyukur.
Begitu pula di acara perayaan ulang tahun ke-43 PDI Perjuangan yang digelar kemarin, Minggu (10/1), 'tumpengan' diadakan sebagai puncak acara syukuran sekaligus pembukaan Rapat Kerja Nasional 2016. Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan telaten memotong bagian atas tumpeng dan mengisi piring dengan berbagai lauk. Satu per satu lauk diambil dan sekilas terdengar dari hadirin ada yang berteriak, "lauknya yang banyak Bu, biar si bapak tambah gendut."
Siapakah 'bapak' yang dimaksud? Tiada lain Presiden Joko Widodo yang tersenyum mendengar celotehan dari hadirin. Ya, tumpeng pertama, lambang penghormatan dan penghargaan atas jasa dan kerja, diberikan kepada Presiden ke 7 Republik Indonesia oleh Presiden ke 5. Dari tangan satu panutan, diberikanlah tumpeng dan lauk pertama ke panutan yang lain. Dari seorang tokoh di era reformasi, ke seorang tokoh di era baru.
Entah apa benar karena ingin menggemukkan Presiden, Bu Mega secara telaten mengambil satu per satu lauk di tumpeng besar dan menaruh di piring yang akan diberikan ke Presiden. Presiden, Bu Mega, dan hadirin pun terus tertawa ketawa ketika terkesan lauk yang ditaruh di piring Presiden tidak pernah selesai.
Semoga tumpengan dan lauk pertama yang diberikan kepada Presiden Jokowi dapat menjadi simbol kesejahteraan yang akan dibawa Presiden ke seluruh penjuru Nusantara.
Kepala Biro Pers, Media dan Informasi
Sekretariat Presiden
Bey Machmudin