Gerak Cepat Panglima TNI, Kirim Prajurit dan Peralatan Redam Huru Hara di Rempang
Personel dibekali peralatan penanggulangan huru-hara (PHH) untuk mengatasi aksi anarkis.
16 September 2023 11:32 WIB

Salah satu situasi demonstrasi penolakan relokasi 16 kampung di Rempang, Batam, Kepri. | Ist |
JAKARTA, JITUNEWS.COM – Masyarakat Rempang, Batam, Kepulauan Riau, menolak relokasi rumah yang bakal dijadikan kawasan industri Rempang Eco City. Buntut penolakan pembangunan lokasi pabrik yang akan dioperasikan oleh produsen kaca China, Xinyi Glass Holdings, ini pun berujung bentrokan masyarakat setempat dengan aparat gabungan.
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono cepat merespons agar situasi di Rempang tetap kondusif. Laksamana bintang 4 itu menegaskan akan mengirimkan pasukan TNI untuk meredakan konflik di Rempang.
Yudo, saat menggelar rapat bersama jajaran pejabat TNI, sempat menghendaki penanganan massa tanpa alat atau senjata. Namun belakangan, ia khawatir prajurit kewalahan dan tak mampu bertahan dari serangan demonstran. Pengiriman logistik pun dilakukan untuk menambah daya pengamanan huru-hara di lapangan.
Konflik Pulau Rempang, Kajari Batam: Kami Siap Jembatani Komunikasi Dua Arah
Mantan Kepala Staf Angkatan Laut itu yakin pelibatan banyak personel TNI bisa menjaga kondusivitas saat adanya demonstrasi. Dalam mengatasi kerusuhan massal, prajurit TNI didukung peralatan, alat komunikasi satuan, dan natura siaga untuk menjaga keselamatan prajurit.
Yudo menyadari para prajurit sulit melakukan pembiaran ketika amukan massa terjadi. Oleh karena itu, ia mendorong penggunaan peralatan penanggulangan huru-hara (PHH) secara terlatih saat pecahnya aksi anarkis.
“Karena saya yakin kalau TNI dipukuli seperti itu pasti gak tahan, mesti gak akan diam saja dilempari kayak gitu, ngamuk pasti. Prajurit kita kan gampang ngamuknya itu. Tapi karena Polri mungkin sudah dilatih supaya diam, nanti di-shooting, sehingga yang mukul itu langsung dikenakan tindak pidana,” ujar Yudo.
Penulis | : | Iskandar |