•  

logo


Dibuka Gibran hingga Wamenparekraf, SIPA 2023 Suguhkan Penampilan Seniman Lintas Negara

SIPA 2023 mengangkat tema Say All with Arts yang mengharapkan seni bisa mengharmonisasikan kehidupan.

2 September 2023 19:17 WIB

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo, dan sejumlah tokoh lainnya saat pembukaan SIPA 2023 di Benteng Vastenburg, Kamis (31/8).
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo, dan sejumlah tokoh lainnya saat pembukaan SIPA 2023 di Benteng Vastenburg, Kamis (31/8). Dok. SIPA 2023

SOLO, JITUNEWS.COM – Gelaran mahakarya seni pertunjukan Solo International Performing Arts (SIPA) 2023 dilangsungkan di Benteng Vastenburg Solo sedari Kamis, 31 Agustus hingga Sabtu, 2 September 2023.

Seremonial pemukulan kenong oleh Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Wakil Menteri Parekraf Angela Tanoesoedibjo dan sejumlah tokoh lainnya, serta sajian kembang api menandai pembukaan SIPA 2023.

Direktur SIPA 2023, Irawati Kusumorasri mengatakan SIPA tahun ini mengusung tema Say All with Arts. Tema ini memuat pesan bahwa kesenian harus bisa mengambil peran ketika dunia mulai kehilangan keindahan. Keindahan yang dipancarkan seni diharapkan dapat mengharmonisasikan kehidupan.


Bantah Jebak Gibran dan Budiman lewat Kopdarnas, PSI Sindir Guntur Romli Kena Halusinasi Akut

“Ketika kita memikirkan seni, kita sesungguhnya sedang merayakan keindahan dunia,” kata Irawati dalam sambutannya, Kamis (31/8).

“Say All with Arts; katakan semuanya dengan seni agar keindahan terus mewarnai kehidupan,” imbuhnya.

Hari Pertama Dibuka Sang Maskot

Maskot SIPA 2023, Wirastuti Susilaningtyas tampil membuka rangkaian pertunjukan dengan balutan busana biru megah. Bersama Semarak Candrakirana Art Center, ia membawakan karya bertajuk "Symphony Selaras".

Tarian yang dibawakan seniman yang karib disapa Mbak Tutut itu merepresentasikan perwujudan harmoni antara elemen suara, gerak, dan properti dalam visual performatifnya. Fokus utama dalam sajian ini adalah semangat dan keberagaman yang seirama.

Selanjutnya, ada penampilan dari kelompok seniman asal Lithuania, AURA Dance Theatre. Grup teater itu menyajikan karya berjudul "Without The Moon" yang merepresentasikan kesendirian dalam kegelapan.

Selain itu, Sumatra Ethnic dari Medan juga turut mempersembahkan karya "Horas Oppung" yang mengisahkan perbedaan karakter dalam kehidupan kost perantau daripada Batak.

Gubang Art Community dari Kutai Kartanegara juga turut mempersembahkan "Tudung Saji" sebagai simbol pemaknaan tentang bertingkah laku sesuai adab masyarakat juga dipentaskan.

Seterusnya, terdapat penampilan dari seniman Malaysia, College of Creative Arts UiTM (CCA) yang menyajikan pertunjukan "SAPTA", sebuah karya yang terinspirasi oleh pencarian setiap individu akan seseorang, sesuatu, cinta, komunitas, keyakinan yang berlanjut.

Adapun Korea Selatan diwakili N-Lions Taekwondo Demonstration Team dari Korean Cultural Center Indonesia (KCCI) membawakan penampilan Taekwondo berjudul "Spirit of Korea" sebagai penggeloraan semangat Taekwondo ke seluruh dunia dan menyatukan dunia.

Kolaborasi lain datang dari Miray Kawashima dan Yuuka Koyama, delegasi asal Jepang, dengan "Sora No Oto" yang menceritakan dua dimensi berbeda di antara benda angkasa dan dunia yang menyuarakan peristiwa alam sebagai simbol kehidupan universal.

Sebagai penutup rangkaian pertunjukan pada hari pertama, Pulung Dance Studio dari Yogyakarta tampil dengan karya "Bang Bintulu" yang menjadi representasi kepercayaan tentang keblat papat, lima pancer yang juga menjadi simbol keseimbangan hidup dalam diri manusia.

Sembilan Penampil dari Dalam dan Luar Negeri Meriahkan Hari Kedua

Hari kedua SIPA 2023 pada Jumat (1/9), diramaikan oleh 5 penampil dari dalam negeri dan 4 penampil luar negeri. Para seniman itu masing-masing berasal dari Bandung, Solo, Kendari, Banjarmasin, Riau, Medan, Singapura, Korea Selatan, dan Taiwan.

Seniman Bandung, S. Sophiyah. K, berkolaborasi dengan Tilik Sarira Creative Process dari Solo, membawakan pertunjukkan bertajuk How Erectus Are We?: The First Masterchef, sebuah karya yang menggabungkan seni teatrikal, project mapping, dan animasi dalam satu sajian. Karya tersebut merepresentasikan pencarian residu dari homo erectus pada budaya memasak.

Sesi berikutnya Korea Selatan yang diwakili N-Lions Taekwondo Demonstration Team dari Korean Cultural Center Indonesia (KCCI) yang kembali tampil dengan membawakan Taekwondo berjudul "Spirit of Korea".

Sanggar Seni 8 Art Sultra asal Kendari juga turut unjuk bakat dalam panggung SIPA 2023 dengan karyanya Wiwitahi. Melalui karya Wiwitahi, Sanggar seni 8 Art Sultra mencoba menampilkan kekayaan maritim yang melimpah ruah di perairan Sulawesi Tenggara.

Usai penampilan dari Kendari, delegasi Singapura yang diwakili oleh Maya Dance Theatre tampil dengan Random Chapters 2023, sebuah duet kolaborasi yang memaknai keintiman hubungan pertemanan.

Kota Banjarmasin ikut berpartisipasi melalui Nuansa Etnik Ansambel dengan menampilkan The Legend Of Borneo oleh. Grup tersebut mencoba memadukan instrumen tradisi dan instrumen modern dengan berbagai genre, tetapi tidak menghilangkan identitas lokal.

Delegasi dari Taiwan, Chinese Youth Goodwill Association, tak ketinggalan meramaikan acara di hari kedua dengan membawakan “Oriental Celebration of Spinning Light and Shadow”. Karya ini dirancang khusus dengan menggabungkan akrobatik diabolo, pencahayaan yang bersinar, dan bayangan yang indah, untuk merayakan suasana festival orientalis.

Lalu, Parknahoon Company, delegasi kedua dari Korea Selatan, berkolaborasi dengan Prof. Juju Masunah dari Universitas Pendidikan Indonesia dan Aryo Sunaryo dari Korea Selatan. Mereka menyuguhkan karya “Endless Flow” yang menggambarkan hubungan antara manusia dan alam di masa perubahan iklim.

Sajian tari bertajuk Zapin Tradisi dan Serumpun Kampung Zapin ikut menyumbang daftar kemeriahan SIPA 2023. Tari itu ditampilkan oleh Sanggar Manjulang Budaya Meskom Bengkalis. Penampil asal Riau ini mengartikulasikan esensi dari Tari Zapin melalui paduan syair dan iringan musik melayu yang bertujuan sebagai media edukatif bagi masyarakat.

Penampil dari Medan, De Tradisi, menjadi penutup rangkaian pertunjukan pada hari kedua SIPA 2023 dengan sinopsis Suara Sumatera. Karya ini berisikan 5 nomor lagu dengan masing-masing berjudul Ningkah, Welcome to Deli, Tenah Lau Binge, Bintang Simarondang, dan Anak Beru.

Layaknya perjalanan hidup, Suara Sumatera menyajikan nuansa dan makna perihal kehidupan di tanah kelahiran De Tradisi, yakni Medan, Sumatera Utara.

Selain suguhan pertunjukan, SIPA Urban Market juga ramai dikunjungi masyarakat sejak dibuka pukul 16.00 WIB. Pada sesi sore hari kedua, terjadi pula penandatanganan kerja sama antara SIPA dan Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara.

Digelar 3 Hari, SIPA 2023 Bakal Dimarakkan 22 Penampil dari Dalam dan Luar Negeri

Halaman: 
Penulis : Iskandar