JAKARTA, JITUNEWS.COM - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko telah mendesak Rusia dan Ukraina untuk menyepakati perjanjian gencatan senjata. Ia memperingatkan kepada Ukraina bahwa serangan balasan yang tampaknya akan segera terjadi dapat menyebabkan konflik yang benar-benar di luar kendali.

Dalam pidatonya di parlemen Belarusia pada hari Jumat (31/3), Lukashenko menyatakan bahwa satu-satunya jalan menuju perdamaian di Ukraina adalah melalui jalur diplomatik. Menurutnya, Moskow dan Kiev harus menghentikan pertempuran sekarang sebelum konflik mengalami eskalasi.

“Saya akan mencoba mengambil risiko menyarankan penghentian permusuhan… untuk mengumumkan gencatan senjata tanpa hak untuk bergerak atau menyusun kembali pasukan di kedua sisi, [dan] tanpa hak untuk mentransfer senjata, amunisi… dan peralatan militer," kata Lukashenko, dikutip Jitunews dari Russia Today.

Seorang Perwira Militer Iran di Suriah Tewas Akibat Serangan Rudal Israel

Lukashenko mengklaim bahwa Barat sebelumnya telah mencoba menggunakan gencatan senjata untuk memperkuat tangannya di Ukraina, tetapi jika hal itu terjadi lagi, Rusia “terpaksa menggunakan semua kekuatan militer dan industrinya untuk mencegah eskalasi konflik.”

Lukashenko memperingatkan bahwa jika Ukraina melancarkan serangan balasan, yang dapat terjadi musim semi ini, maka hal itu akan menimbulkan dampak yang "sangat berbahaya" dan dapat "menghancurkan semua harapan untuk proses negosiasi serta dapat membawa eskalasi konflik yang tidak dapat diubah."

Mengomentari proposal gencatan senjata Lukashenko, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dan Lukashensko akan membahas masalah ini minggu depan.

“Namun, dalam konteks Ukraina tidak ada yang berubah,” tambah Peskov.

“Operasi militer khusus [Rusia] berlanjut, karena sekarang ini adalah satu-satunya alat untuk mencapai tujuan yang dihadapi negara kita,” tambahnya.

5 Hal yang Jarang Diketahui tentang Kehidupan Pribadi Vladimir Putin

• 1