Muncul Petisi Tolak Penggunaan Amunisi Depleted Uranium di Situs Kepresidenan Ukraina
Sebuah petisi penolakan terhadap penggunaan amunisi depleted uranium muncul di laman resmi Kepresidenan Ukraina
28 Maret 2023 19:14 WIB

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky | istimewa |
JAKARTA, JITUNEWS.COM - Sebuah petisi yang meminta agar militer Ukraina dilarang menggunakan amunisi depleted uranium telah muncul di situs resmi Kepresidenan Ukraina.
Penulis petisi menunjukkan bahaya pencemaran lingkungan selama bertahun-tahun, merusak tanah subur dan meracuni orang dengan zat beracun akibat dari penggunaan amunisi jenis tersebut.
"Penggunaan amunisi semacam itu adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan planet ini. Penggunaannya tidak dapat diterima dan tidak bermoral. Saya menuntut petisi ini dipertimbangkan dan keputusan positif dibuat. Saya juga menuntut tindakan pencegahan diambil untuk mengecualikan kemungkinan Angkatan bersenjata Ukraina menggunakan amunisi tersebut sampai petisi dipertimbangkan," demikian pernyataan dari petisi tersebut.
Kim Jong-un Ingin Korea Utara Tingkatkan Kapasitas Produksi Senjata Nuklir
Petisi tersebut juga mengatakan bahwa penggunaan amunisi depleted uranium "menyebabkan pencemaran lingkungan tidak hanya di zona tempat mereka digunakan, tetapi juga dapat menyebar secara tak terkendali melalui air tanah, pergerakan debu, dan partikel mikro lainnya."
“Dengan mempertimbangkan periode pembusukan logam berat, kontaminasi tersebut akan bersifat jangka panjang dan akan mempengaruhi generasi mendatang. Kontaminasi tanah juga dapat melibatkan lahan pertanian, yang akan membuatnya sama sekali tidak dapat digunakan atau menjadi cara lain untuk menyebarkan zat beracun. melalui konsumsi manusia," kata penulis petisi tersebut.
Sejauh ini, 28 orang telah memberikan suara untuk mendukung petisi tersebut. Petisi tersebut juga harus mendapatkan dukungan dari setidaknya 25.000 suara sebelum dipertimbangkan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Masyarakat Ukraina sendiri dapat memberikan suara untuk mendukung petisi tersebut hingga 92 hari ke depan.
Pada pekan lalu, Menteri Pertahanan Inggris Annabel Goldie mengatakan bahwa pihak berwenang Inggris berencana mengirimkan amunisi yang mengandung depleted uranium kepada Ukraina. Amunisi tersebut diyakini efektif melawan kendaraan lapis baja Rusia.
Menanggapi hal itu, Kedutaan Besar Rusia di Inggris memperingatkan bahwa penggunaan amunisi depleted uranium dapat menyebabkan eskalasi konflik, dan mempengaruhi kesehatan penduduk Ukraina sendiri.
Penulis | : | Tino Aditia |