PM Jepang Akui Negaranya Sangat Butuh Komoditas Energi dari Rusia
PM Fumio Kishida menekankan pentingnya proyek energi patungan dengan Rusia di Pulau Sakhalin bagi keamanan energi Jepang
27 Maret 2023 21:22 WIB

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida | tangkapan layar Twitter |
JAKARTA, JITUNEWS.COM - Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, pada Senin (27/3) mengatakan bahwa perusahaan Jepang akan terus berpartisipasi dalam proyek energi Rusia, Sakhalin-1 dan Sakhalin-2, karena proyek tersebut sangat penting bagi keamanan energi Jepang. Hal itu ia sampaikan pada pertemuan majelis tinggi parlemen Jepang.
Menurut Kishida, Jepang pada tahun lalu berhasil mengurangi ketergantungan pada sumber daya energi Rusia dengan memangkas impor minyak hingga 90% dan batu bara hingga 60%. Ia menambahkan bahwa Jepang sendiri saat ini menjalin kerja sama erat dengan negara-negara G7 dan komunitas dunia dalam masalah pasokan energi.
Pada saat yang sama, pemerintah Jepang memperkirakan permintaan gas alam cair (LNG) akan tumbuh, sehingga Jepang harus mempertahankan sahamnya di operator baru proyek minyak dan gas Sakhalin-1.
Pasokan Minyak Global Diprediksi Berkurang dalam Beberapa Tahun ke Depan
“Oleh karena itu, dalam hal proyek di Sakhalin, penting untuk memastikan keamanan energi di negara kita,” kata Kishida, dikutip Jitunews dari Russia Today.
Pada pertengahan tahun lalu, Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang Koichi Hagiuda mengatakan jika pihaknya tidak akan menarik diri dari proyek gas alam cair dengan Rusia, Sakhalin-2, bahkan jika diminta untuk melakukannya.
“Sakhalin-2 adalah aset yang diperoleh dengan susah payah oleh pendahulu kami. Pemilik tanah mungkin Rusia, tetapi hak sewa dan pencairan dan peralatan transportasi milik pemerintah Jepang dan perusahaan Jepang. Kami tidak berniat pergi, meski disuruh [melakukannya],” kata Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Koichi Hagiuda, seperti dikutip RIA Novosti.
Beberapa hari sebelum pernyataan Hagiuda tersebut terlontar, Kepala Lembaga Legislatif Majelis Rendah Rusia (Duma) Vyacheslav Volodin mengatakan bahwa Jepang menerima "keuntungan besar" dari proyek Sakhalin-2, meski bergabung dengan negara-negara Barat dalam menjatuhkan sanksi anti-Rusia.
Volodin menambahkan bahwa saham perusahaan Jepang dalam proyek Sakhalin harus dijual ke perusahaan energi milik Rusia Gazprom atau ke perusahaan dari "negara bersahabat".
Sakhalin-2, perusahaan patungan antara Gazprom Rusia (50%), Mitsui Jepang (12,5%) dan Mitsubishi (10%) dan Shell yang berbasis di Inggris (27,5%), adalah proyek gas alam cair yang berlokasi di Pulau Sakhalin Rusia yang terletak tak jauh dari Jepang. Karena jaraknya yang dekat, proses pengiriman komoditas energi itu hanya memakan waktu sekitar tiga hari, sehingga mengurangi biaya transportasi.
Pejabat Rusia Ini Berani Sebut AS sebagai Negara Diktator Terbesar Dunia
Penulis | : | Tino Aditia |