Rusia Sebut Negara Barat Ingin Ukraina Hancur dengan Kirim Peluru Depleted Uranium
Jubir Kemenlu Rusia mengatakan bahwa Inggris dan negara Barat tidak peduli dengan perdamaian dan masa depan Ukraina dengan mengirimkan amunisi depleted uranium
23 Maret 2023 18:41 WIB

Peluru Depleted uranium | tangkapan layar Twitter |
JAKARTA, JITUNEWS.COM - Rencana pemerintah Inggris untuk mengirimkan amunisi berupa peluru depleted uranium kepada Kiev untuk digunakan dalam konflik dengan Moskow menunjukkan bahwa negara-negara Barat tidak peduli dengan perdamaian dan masa depan Ukraina. Hal itu disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.
Sebelumnya pada awal pekan ini, Annabel Goldie, Menteri Negara Pertahanan Inggris, mengatakan bahwa selain memberikan satu skuadron tank tempur utama Challenger 2 ke Ukraina, "kami akan menyediakan amunisi termasuk peluru penembus lapis baja yang mengandung depleted uranium.”
Menurutnya, amunisi tersebut harus dikirim ke Kiev karena “sangat efektif dalam mengalahkan tank modern dan kendaraan lapis baja.”
Jubir Presiden Vladimir Putin Sebut AS Memang Tak Ingin Ukraina-Rusia Gelar Negosiasi Damai
Berbicara kepada Radio Sputnik pada hari Rabu (22/3) Zakharova menekankan bahwa amunisi yang mengandung depleted uranium tidak hanya lebih kuat dan memiliki kemampuan penetrasi yang lebih besar, tetapi juga mencemari tanah dengan radiasi, menyebabkan kerusakan permanen pada lingkungan dan mempengaruhi kesehatan orang yang tinggal di daerah tersebut.
“Semua yang kami dengar dari negara-negara itu [AS dan Inggris] tentang perdamaian, penyelesaian konflik, masa depan Ukraina, kesejahteraan rakyat Ukraina – itu semua adalah kebohongan, kepalsuan, dan disorientasi mutlak dari komunitas internasional. Pada kenyataannya, tujuannya (klaim AS dan Inggris) sama sekali berbeda,” kata Zakharova.
“Tidak diragukan lagi bahwa yang kita bicarakan adalah niat kuat dari kolektif Barat, yang dipimpin oleh AS dan Inggris, untuk melihat Ukraina benar-benar hancur,” tegasnya.
Zakharova menegaskan bahwa pengumuman oleh Goldie tersebut adalah salah satu bentuk provokasi yang dilancarkan oleh pemerintah Inggris, "yang bertujuan untuk meningkatkan konflik di Ukraina ke tingkat yang baru".
Sekjen NATO Minta Negara Anggota Beri Dukungan Militer Jangka Panjang untuk Ukraina
Penulis | : | Tino Aditia |