•  

logo


Rusia Sebut AS Ingin Bikin Perang di Asia dengan Bentuk Aliansi AUKUS

Menlu Rusia mengatakan bahwa aliansi AUKUS yang dibentuk oleh AS, Inggris dan Australia akan memicu konflik di kawasan Asia

14 Maret 2023 22:51 WIB

Sergey Lavrov
Sergey Lavrov Tass

JAKARTA, JITUNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyebut aliansi AUKUS yang didirikan oleh Amerika Serikat, Inggris dan Australia merupakan perluasan kehadiran militer Barat di wilayah Asia. Ia menambahkan bahwa aliansi tersebut berisiko menyebabkan konflik berkepanjangan di Asia.

"Dengan mendorong struktur blok, seperti infrastruktur AUKUS dan NATO ke Asia, para pemimpin Barat membuat tawaran serius untuk konfrontasi yang berlangsung selama bertahun-tahun," katanya dalam sebuah pertemuan di Moskow pada hari Selasa (14/3), dikutip Jitunews dari Russia Today.

“Saya tidak dapat membayangkan peradaban besar Asia mengikuti garis seperti yang sayangnya dilakukan Uni Eropa, dan dengan patuh menyampaikan agenda Washington,” tambahnya.


PM Swedia Sebut Finlandia Bisa Gabung NATO Lebih Cepat daripada Negaranya

Sebelumnya, China mengecam rencana Australia membeli lima unit kapal selam bertenaga nuklir dari Amerika Serikat. Menurut China, hal tersebut melanggar kesepakatan mengenai non-proliferasi senjata nuklir.

“Rencana kerja sama kapal selam nuklir… adalah tindakan terang-terangan yang menimbulkan resiko proliferasi nuklir yang serius, merusak sistem non-proliferasi internasional, memicu perlombaan senjata, dan merusak perdamaian dan stabilitas di kawasan itu,” kata misi diplomatik China untuk PBB dalam serangkaian cuitan Twitter pada Selasa (14/3) pagi.

Awal Maret, Menteri Luar Negeri China Wang Yi juga menuduh AS mencoba membangun “NATO Indo-Pasifik” dengan mendirikan aliansi AUKUS dan memicu ketegangan antara Beijing dan New Delhi.

Ketegangan antara AS dan China telah meningkat selama bertahun-tahun, dengan Taiwan. Pejabat senior AS telah melakukan kunjungan rutin ke Taipei, yang bertentangan dengan keinginan Beijing. Pemerintahan Presiden Joe Biden juga menyetujui penjualan senjata canggih ke Taiwan, dan mengklaim bahwa itu diperlukan untuk melindungi negara pulau tersebut dari kemungkinan serangan China.

AS Desak Turki Ijinkan Swedia dan Finlandia Gabung NATO

Halaman: 
Penulis : Tino Aditia