Moskow Sebut Aturan Batas Harga untuk Minyak Rusia Gagal Diimplementasikan
Juru bicara Kepresidenan Rusia mengatakan bahwa aturan price cap untuk minyak Rusia sejauh ini tidak berhasil
7 Maret 2023 20:26 WIB

Juru bicara Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov | anadolu agency |
JAKARTA, JITUNEWS.COM - Juru bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, pada Selasa (7/3) mengatakan bahwa aturan price cap atau batas harga untuk minyak Rusia yang sebelumnya ditetapkan oleh negara-negara G7, pada prakteknya tidak ada, jika melihat pada perkembangan harga minyak di pasar global.
"Di satu sisi, mereka [negara-negara G7] telah menetapkan batasan harga, dan di sisi lain, tampaknya batasan harga itu tidak ada," kata juru bicara Kremlin tersebut, dikutip dari Sputniknews.
Ia menegaskan bahwa Rusia tidak mengakui batas harga minyak yang ditetapkan oleh negara-negara G7, dan tidak akan menjual minyaknya kepada pihak yang mendukung aturan tersebut.
Angka Kelahiran Semakin Menurun, Jepang Diambang Kehancuran
"Di sisi lain, kami, tentu saja, telah mengambil tindakan kami sendiri. Dan, tentu saja, kami tidak mengakui batasan harga apa pun... Kami bekerja agar sistem ini tidak merugikan kepentingan kami sendiri," kata Peskov.
Seperti diketahui, setelah Rusia memulai operasi militer khususnya di Ukraina, negara-negara Barat secara aktif mencari cara untuk membatasi pendapatan Rusia khususnya dari sektor energi, baik dari penjualan minyak maupun gas. Salah satu upaya yang dilakukan oleh negara-negara Barat, termasuk Uni Eropa maupun G7, adalah dengan memberlakukan batas harga USD60 per barel untuk minyak Rusia.
Menanggapi batasan harga tersebut, Moskow melarang pasokan minyak dan produk minyak Rusia jika kontrak secara langsung atau tidak langsung mendukung batasan harga tersebut, dalam sebuah keputusan yang ditandatangani oleh Presiden Vladimir Putin pada akhir Desember.
"Terlepas dari keputusan yang dibuat mengenai embargo pasokan ke Eropa dan batasan harga yang berlaku Desember lalu, situasi produksi dan ekspor minyak Rusia stabil. Semua tindakan yang diperlukan diambil, terutama oleh perusahaan kami, untuk menemukan rantai logistik baru, pasar," kata Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak beberapa waktu lalu.
Penulis | : | Tino Aditia |