China Yakin Virus Covid-19 Berasal dari Amerika Serikat
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China mendesak WHO untuk menggelar penyelidikan terkait asal usul virus Covid-19 di wilayah Amerika Serikat
7 Maret 2023 20:00 WIB

Jubir Kemenlu China Mao Ning | tangkapan layar Twitter |
JAKARTA, JITUNEWS.COM - Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, mengatakan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) harus menggelar penyelidikan baru tentang asal-usul Covid-19 di Amerika Serikat. Hal itu ia sampaikan dalam sebuah konferensi pers yang digelar pada Senin (6/3) di Beijing.
Saat ditanya tentang komentar baru-baru ini oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang meminta China dan negara-negara lain untuk transparan dalam berbagi data mengenai asal-usul virus Covid-19, Mao Ning menegaskan bahwa Beijing telah “berbagi lebih banyak data dan temuan penelitian daripada negara lain mana pun".
"Kami juga berkontribusi paling banyak dalam penelusuran asal-usul (Covid-19),” katanya, dikutip Jitunews dari Russia Today.
Gelar Simulasi Perang lawan Korea Utara, AS Kirim Pesawat Pembom Nuklir B-52H ke Semenanjung Korea
“Menelusuri asal-usul virus adalah masalah sains. Studi ini harus dan hanya dapat dilakukan bersama oleh para ilmuwan di seluruh dunia,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa pemerintah AS hanya menghambat upaya tersebut dengan mempolitisasi-nya.
“Kami berharap Sekretariat WHO akan mengambil posisi yang berbasis sains, obyektif dan adil, tidak membiarkan politisasi menghalangi, dan melakukan studi penelusuran asal-usul di AS, di antara negara-negara lain, dan memainkan peran positif dalam sains- berdasarkan pelacakan asal-usul global," katanya.
Sebelumnya, dalam wawancara dengan media Amerika Fox News beberapa waktu lalu, Direktur FBI Christopher Wray kembali mengklaim jika virus Covid-19 "kemungkinan besar" berasal dari kebocoran dari laboratorium di Wuhan, China.
Menanggapi tuduhan tersebut, Mao balik menuduh Washington sudah "menyebarkan mitos" tanpa "bukti pendukung," dengan mengatakan tuduhan itu hanya "meracuni atmosfer untuk pelacakan asal usul global berbasis sains."
Dia mencatat bahwa tim dari WHO sudah dua kali mengunjungi China untuk menyelidiki masalah tersebut dan menyimpulkan hipotesis kebocoran itu "sangat tidak mungkin". Namun, mereka mengatakan bahwa tidak ada penyelidikan serupa yang dilakukan di AS.
Beijing telah berulang kali memperingatkan bahwa virus Covid-19 bisa saja muncul pertama kali di Amerika Serikat, tepatnya di sebuah laboratorium Fort Detrick di Maryland.
China mengklaim bahwa fasilitas itu digunakan oleh militer AS untuk melakukan "praktik ilegal, tidak transparan, dan tidak aman". Para pejabat China juga telah menyarankan Fort Detrick mungkin memiliki kaitan dengan wabah Covid-19.
“AS, bagaimanapun, mengabaikan kesimpulan dan rekomendasi berbasis sains ini dan terus menekan WHO untuk berulang kali menuntut pelacakan asal-usul di China. Cukup jelas apa yang ingin dicapai AS,” lanjut Mao.
“Meskipun mengklaim melakukan pelacakan asal-usul dengan serius, AS tidak pernah mengundang kelompok ahli WHO ke AS untuk studi bersama, atau membagikan data awal apa pun. Sebaliknya, negara itu telah menutup mata terhadap kekhawatiran dunia tentang pangkalan bio-militer AS di Fort Detrick dan di seluruh dunia,” pungkasnya.
Penulis | : | Tino Aditia |