•  

logo


Pelaku Pengrusakan Jalur Pipa Nord Stream Belum Dijatuhi Sanksi, Begini Reaksi Rusia

Menteri Luar Negeri Rusia mendesak dilakukannya proses investigasi yang adil terkait tindak sabotase jalur gas Rusia-Jerman, Nord Stream.

2 Maret 2023 17:49 WIB

Peta Jalur Pipa Gas Nord Stream 1 dan Nord Stream 2
Peta Jalur Pipa Gas Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 tangkapan layar Twitter

JAKARTA, JITUNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, mengatakan bahwa Rusia harus diikutsertakan dalam proses penyelidikan soal kerusakan jalur pipa gas Nod Stream di Laut Baltik pada September 2022 lalu. Hal itu ia sampaikan pada pertemuan Menteri Luar Negeri G20 yang digelar pada Kamis (2/3), di New Delhi.

Menurutnya, kerusakan jaringan pipa gas tersebut disebabkan oleh tindak sabotase yang dilakukan oleh beberapa negara Barat.

"Kami mengamati degradasi hubungan ekonomi internasional yang provokatif oleh Barat dan transformasinya menjadi senjata, termasuk di bidang energi," katanya.


Jerman Minta Rusia Jadi Pihak Pertama yang Upayakan Negosiasi dengan Ukraina

Ia meminta agar proses penyelidikan dilakukan secara adil dan cepat, serta pelaku tindak sabotase untuk dijatuhi hukuman.

“Kami terkejut dengan sabotase tanpa hukuman terhadap jalur pipa Nord Stream di area tanggung jawab NATO dan Uni Eropa. Kami menuntut penyelidikan yang adil dan cepat atas tindakan terorisme ini dengan partisipasi Rusia dan pihak berkepentingan lainnya,” kata Lavrov.

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mencurigai AS sebagai pelaku pengrusakan jalur pipa gas Nord Stream. Menurut Putin, tindakan tersebut dilakukan karena AS ingin pengiriman komoditas gas Rusia ke Eropa terhenti, sehingga negara-negara Eropa terpaksa membeli gas alam cair dari Amerika.

“Semua orang mengerti siapa yang berada di balik ini dan siapa yang diuntungkan. Seseorang sekarang dapat memaksa gas alam cair dari AS ke negara-negara Eropa dalam skala yang jauh lebih besar,” kata Putin dalam pidato di forum Pekan Energi Rusia di Moskow, Rabu (12/10) dikutip RT.com.

“Siapa yang berdiri di belakang tindakan sabotase terhadap jaringan pipa Nord Stream? Jelas, mereka yang ingin sepenuhnya memutuskan hubungan antara Rusia dan Uni Eropa, merusak kedaulatan politik Eropa, melemahkan kapasitas industrinya, dan menguasai pasarnya,” kata presiden.

Ribuan Tentara Ukraina Dapat Pelatihan dari Jerman

Halaman: 
Penulis : Tino Aditia