Soal Pengiriman Jet Tempur F-16 ke Ukraina, Begini Komentar PM Polandia
PM Polandia mengatakan bahwa pihaknya siap mengirim pesawat tempur untuk digunakan oleh pasukan Ukraina
9 Februari 2023 19:31 WIB

Pesawat Tempur F-16 | tangkapan layar Twitter |
JAKARTA, JITUNEWS.COM - Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengatakan bahwa Polandia siap mengirim pesawat tempur F-16 untuk Ukraina jika aliansi NATO sudah memberikan ijin untuk hal itu.
Morawiecki sebelumnya telah menyatakan bahwa dia secara pribadi terbuka untuk pengiriman jet tempur buatan AS ke Ukraina, meskipun Menteri Pertahanannya Mariusz Blaszczak bersikeras bahwa jumlah pesawat tempur F-16 milik Polandia sendiri sejauh ini masih sangat sedikit.
Dalam wawancara dengan surat kabar Italia, Corriere della Sera, pada hari Kamis (9/2), Morawiecki menyatakan bahwa konflik militer yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina menghadirkan "ancaman eksistensial bagi Polandia dan seluruh Eropa". Untuk itu, mengalahkan Rusia adalah satu-satunya "alasan yang dimiliki Polandia dan Eropa."
Dinas Keamanan Norwegia Jelaskan Bahaya Terorisme dibalik Aksi Pembakaran Al Quran
Bulan lalu AS, Jerman dan Inggris mengumumkan bahwa mereka akan mengirimkan lusinan tank Leopard 2, M1 Abrams dan Challenger 2 kepada tentara Ukraina, serta rudal jarak jauh. Namun, hingga kini belum ada satu pun negara Barat yang mengirim atau mengumumkan pengiriman jet tempur ke Ukraina. Para pejabat negara Barat khawatir jika pesawat tempur tersebut dapat digunakan oleh pasukan Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia, yang berpotensi memicu eskalasi konflik yang signifikan.
Meski demikian, Inggris belakangan ini mengumumkan siap memberikan pelatihan bagi pilot tempur Ukraina.
Terkait pengiriman jet tempur ke Ukraina tersebut, juru bicara Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov, pada Kamis (9/2) menyatakan bahwa rencana pengiriman jet tempur ke Kiev sekali lagi menggarisbawahi meningkatnya keterlibatan negara-negara Barat dalam konflik antara Rusia dan Ukraina. Menurutnya, tindakan seperti itu hanya akan meningkatkan dan memperpanjang konflik, dan akan menyebabkan lebih banyak pertumpahan darah namun gagal mengubah hasil akhir dari operasi militer Rusia.
Pakar Sebut Gempa Bumi Turki sebagai Gempa Paling Mematikan, Ini Alasannya
Penulis | : | Tino Aditia |