Hentikan Negosiasi dengan Swedia soal Keanggotaan NATO, Turki: Tidak Ada Gunanya
Turki menghentikan pembicaraan dengan Swedia dan Finlandia soal keanggotaan NATO
27 Januari 2023 10:35 WIB

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu | tangkapan layar Twitter |
JAKARTA, JITUNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada hari Kamis (26/1) mengatakan bahwa negosiasi antara Turki, Swedia dan Finlandia tentang keanggotaan NATO telah ditunda. Ia menjelaskan penundaan dilakukan karena Turki menganggap negosiasi tersebut tidak ada gunanya.
Hubungan Swedia-Turki sudah memburuk akibat berlangsungnya demonstrasi kontroversial baru-baru ini oleh pemimpin partai sayap kanan garis keras Swedia-Denmark, Rasmus Paludan, yang membakar Alquran di depan kedutaan Turki di Stockholm pada Sabtu akhir pekan lalu. Aksi tersebut mendapat izin dari otoritas Swedia.
"Dalam keadaan seperti ini, pembicaraan trilateral tidak ada gunanya. Apa inti dari mekanismenya? Untuk mematuhi ketentuan memorandum tepat waktu. Tetapi situasi saat ini tidak mungkin menciptakan suasana sehat yang diperlukan untuk negosiasi. Swedia belum mengambil langkah serius untuk memenuhi ketentuan memorandum, mengutip berbagai alasan, seperti mengubah undang-undang, konstitusi. Oleh karena itu, tidak ada gunanya mekanisme sekarang," kata Cavusoglu pada konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Serbia, Ivica Dacic, di Ankara, dikutip Jitunews dari Sputniknews.
Ukraina Minta Dikirimi Jet Tempur, Lockheed Martin Siap Genjot Produksi F-16
Pada 18 Mei 2022, Swedia dan Finlandia menyatakan permohonannya untuk bergabung menjadi anggota NATO setelah Rusia melancarkan serangan ke wilayah Ukraina. Protokol aksesi mereka telah diratifikasi oleh semua anggota NATO kecuali Hungaria dan Turki.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, pada Senin awal pekan ini sudah mengisyaratkan bahwa Turki tidak akan memberikan ijin bagi Swedia untuk bergabung menjadi anggota NATO, karena aksi demonstrasi kontroversial yang dilakukan oleh para pendukung Partai Pekerja Kurdistan di Swedia, dan aksi pembakaran Al Quran oleh Rasmus Paludan.
“Pemerintah Swedia tidak perlu repot-repot menyebutkan hak dan kebebasan kepada kami,” kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Senin, setelah bertemu dengan kabinetnya di Ankara, dikutip Jitunews dari Russia Today.
“Jika Anda (pemerintah Swedia) menghormati hak dan kebebasan, Anda akan menghormati keyakinan Republik Turki atau umat Muslim sejak awal. Jika Anda tidak menunjukkan rasa hormat ini, jangan tersinggung, tetapi Anda tidak akan menerima dukungan apa pun dari kami sehubungan dengan (permohonan anda bergabung dengan) NATO,” tambahnya, yang tampaknya ditujukan kepada pemerintah Swedia.
Penulis | : | Tino Aditia |