Anggota Parlemen Hungaria: Gas Rusia Tidak Tergantikan
Hungaria menegaskan bahwa pihaknya masih bergantung pada pasokan gas Rusia
15 Januari 2023 07:47 WIB

Ilustrasi Operator Gas Alam | istimewa |
JAKARTA, JITUNEWS.COM - Tamas Menczer, seorang anggota parlemen dan Sekretaris Negara untuk Urusan Luar Negeri Hungaria mengatakan bahwa negaranya tidak akan dapat menggantikan minyak dan gas alam yang diperolehnya dari Rusia dalam jangka pendek. Hal itu ia sampaikan dalam sebuah wawancara dengan saluran TV M1, Jumat (14/1).
Menczer mengatakan dua kondisi mendasar untuk keamanan energi Hungaria, yakni kelanjutan impor minyak mentah dari Rusia dan kelancaran operasi saluran pipa Turkish Stream, dimana negara tersebut menerima sebagian besar pasokan gas alam tahunannya.
“Rusia menyumbang 85% dari konsumsi gas Hungaria dan 65% dari permintaan minyak. Ini tidak bisa diubah dalam waktu semalam,” katanya, dikutip Jitunews dari Russia Today.
Belarusia Bisa Terlibat dalam Konflik Rusia-Ukraina
Menurutnya, Hungaria terus mencari peluang untuk mendiversifikasi pasokan untuk mengurangi ketergantungan pada energi Rusia.
“Para ahli melihat tiga kemungkinan untuk diversifikasi: kita dapat meningkatkan kapasitas terminal LNG di Kroasia… hal kedua adalah memulai produksi di ladang gas Neptun Rumania… Ketiga, kita dapat mengimpor gas dari Azerbaijan,” kata Menczer.
Hanya saja, ketiga opsi tersebut membutuhkan banyak uang, waktu, dan pengembangan infrastruktur yang serius.
"Sehingga gas Rusia tidak tergantikan saat ini,” jelasnya
Dia mencatat bahwa tingkat pengisian penyimpanan gas Hongaria kira-kira dua kali lebih tinggi dari tingkat rata-rata Eropa karena kontrak jangka panjang dengan Gazprom, eksportir gas Rusia.
Sejak dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina pada akhir Februari 2022 kemarin, Uni Eropa sudah memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap ekspor energi Moskow, termasuk memberlakukan aturan batas harga pengiriman minyak melalui jalur laut, yang mulai berlaku bulan lalu.
Uni Eropa juga mendesak Hungaria untuk ikut melakukan tindakan serupa, namun Perdana Menteri Viktor Orban telah berulang kali menyatakan bahwa jika Brussel tidak mengubah kebijakan sanksinya, mereka pasti akan menjadi bumerang bagi ekonomi dan keamanan energi blok tersebut.
Dianggap Sebagai Mata-mata Inggris, Mantan Wakil Menhan Iran Dieksekusi Mati
Penulis | : | Tino Aditia |