Covid-19 dan Resesi Ekonomi, Ekspor China Desember 2022 Turun 9,9 Persen
Ekspor China untuk bulan Desember 2022 turun 9,9 persen dibanding tahun sebelumnya
13 Januari 2023 17:29 WIB

Pelabuhan Shanghai, China | istimewa |
JAKARTA, JITUNEWS.COM - Ekspor China pada bulan Desember 2022 kemarin dikabarkan mengalami penurunan 9,9 persen dari tahun sebelumnya. Hal itu terlihat dari data bea cukai China yang dirilis pada hari Jumat (13/1). Sementara itu, impor China juga mengalami penurunan mencapai 7,5 persen.
China saat ini masih bergulat dengan peningkatan kasus infeksi COVID-19 setelah pemerintah mulai melonggarkan sebagian besar aturan pembatasannya pada Desember 2022 kemarin.
Menurut ekonom senior di Oxford Economics Lloyd Chan, penurunan ekspor China tersebut tak lepas dari menurunnya daya beli konsumen di luar negeri sebagai akibat kenaikan suku bunga bank sentral di sejumlah negara untuk menjinakkan inflasi.
Turki Dukung Rencana Perdamaian Ukraina, Rusia: Tidak Dapat Diterima
"Prospek ekspor tetap lemah, mengingat kombinasi dari perlambatan pertumbuhan global dan pergeseran konsumen yang sedang berlangsung dari barang ke jasa," katanya, dikutip Jitunews dari Al Jazeera .
Selain itu, penurunan juga disebabkan oleh adanya sanksi dari Amerika Serikat.
“Selain itu, kontrol ekspor AS pada peralatan terkait semikonduktor akan menjadi hambatan utama,” imbuhnya.
Pada Kamis (12/1), Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa melambatnya permintaan dari luar negeri dan meningkatnya risiko resesi global sudah menimbulkan tekanan terbesar bagi stabilisasi perdagangan China. Survei aktivitas pabrik resmi juga menunjukkan bahwa sub-indeks pesanan ekspor baru tetap mengalami kontraksi selama 20 bulan berturut-turut.
Tetapi, kementerian mengatakan bahwa provinsi pengekspor utama telah melaporkan melihat beberapa peningkatan dalam mendapatkan pesanan baru.
Chan mengatakan dia mengharapkan lebih banyak dukungan kebijakan untuk pengembang properti dan rumah tangga untuk membantu meningkatkan permintaan domestik. Meski begitu, situasi wabah Covid-19 masih akan menjadi salah satu penghambat pertumbuhan China tahun ini.
"Setiap peningkatan jangka pendek tidak mungkin karena sentimen domestik yang lemah dan lonjakan COVID yang sedang berlangsung."
Soal Sengketa Wilayah Perbatasan China-India, Panglima Militer India: Tidak Dapat Diprediksi
Penulis | : | Tino Aditia |