•  

logo


Turki Dukung Rencana Perdamaian Ukraina, Rusia: Tidak Dapat Diterima

Kementerian Luar Negeri Rusia menegaskan bahwa dukungan Turki terhadap gagasan Presiden Ukraina terkait rencana perdamaian dengan Rusia tidak dapat diterima

12 Januari 2023 21:42 WIB

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova istimewa

JAKARTA, JITUNEWS.COM - Kementerian Luar Negeri Rusia menegaskan bahwa dukungan yang ditunjukkan oleh pemerintah Turki terhadap rencana perdamaian yang digagas oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tidak dapat diterima. Hal itu disampaikan oleh juru bicara kementerian Maria Zakharova.

Pada Selasa (9/1), Cavusoglu menyatakan sikap positif Turki terhadap gagasan Zelensky selama konferensi pers di Afrika Selatan. Pada kesempatan itu, ia menekankan bahwa peran Ankara akan terus bertindak sebagai mediator antara Moskow dan Kiev dan mengatakan pemerintahnya ingin melihat penyelesaian konflik “lebih cepat lebih baik.”

"Dukungan Turki terhadap apa yang disebut rencana perdamaian yang dirumuskan oleh Presiden Ukraina Vladimir Zelensky tidak mengubah fakta, bahwa Rusia menganggapnya tidak dapat diterima," kata Zakharova pada hari Kamis (12/1) dikutip Jitunews dari Russia Today.


Vladimir Putin Bakal Lakukan Semua Cara untuk Lindungi Wilayah Baru Rusia

Saat ditanya tentang pernyataan yang dibuat oleh Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, yang menyatakan bahwa negaranya mendukung proposal sepuluh poin untuk perdamaian di Ukraina yang dipromosikan oleh Kiev.

“Tidak mungkin dukungan Ankara terhadap proyek ini akan mempromosikan pencarian cara optimal menuju perdamaian di Ukraina,” katanya.

‘Rencana perdamaian’ tersebut pertama kali disampaikan oleh Volodymyr Zelensky melalui pidato di pertemuan KTT G20 di Bali, Indonesia, yang digelar pada bulan November 2022. Rencana itu termasuk dengan penarikan penuh Rusia dari wilayah yang dianggap Kiev sebagai miliknya dan dukungan jangka panjang Ukraina dari komunitas internasional.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, yang mewakili Rusia pada pertemuan itu, menyebut pidato virtual Zelensky tersebut bersifat "militan, Russophobia, dan agresif". Lavrov juga menyebut sepuluh permintaan Ukraina tersebut "tidak realistis dan tidak memadai".

Sementara itu, pemerintah Rusia berulang kali menegaskan bahwa jika Ukraina menginginkan perdamaian, maka mereka harus menerima "realitas baru", mengacu pada empat bekas wilayah Ukraina yang memilih untuk bergabung dengan Rusia pada akhir September 2022 kemarin melalui referendum atau jajak pendapat.

 

PM Jepang Tatanan Internasional Rusak Gara-gara Invasi Rusia ke Ukraina

Halaman: 
Penulis : Tino Aditia