•  

logo


Geger Aliran Bab Kesucian Larang Makan Daging-Minum Susu, Ini Awal Mulanya Muncul di Gowa

Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulses, Muammar Bakry mengatakan bahwa aliran bab kesucian diketahuinya dari laporan warga

3 Januari 2023 13:36 WIB

Yayasan Nur Mutiara Makrifatulah di Gowa yang mengajarkan aliran bab kesucian
Yayasan Nur Mutiara Makrifatulah di Gowa yang mengajarkan aliran bab kesucian ist

JAKARTA, JITUNEWS.COM - Aliran bab kesucian di Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) menjadi informasi yang banyak diperbincangankan publik dalam beberapa waktu terakhir.

Pemberitaan terkait aliran bab kesucian itu menjadi ramai di media sosial karena melarang pengikutnya makan daging dan meminum susu, bahkan tidak menjalankan solat lima waktu.

Lantas bagaimana aliran bab kesucian itu muncul di Gowa?


4 Dasar MUI Sumut Haramkan Profesi Manusia Silver

Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulses, Muammar Bakry mengatakan bahwa aliran bab kesucian diketahuinya dari laporan warga.

"Sudah 3 mingguan cuma baru kita respon. Ada laporan ke MUI, ada laporan dari tetangga sekitar, kemudian penelusuran media MUI," ujarnya seperti dilansir detikcom, Selasa (3/1/2022).

Muanmar mengatakan bahwa aliran bab kesucian itu bernaung di Yayasan Nur Mutiara Makrifatullah di Kabupaten Gowa. Pimpinan yayasan tersebut, kata dia, merupakan pendatang dari Sumatera yang bernama Hadi Minallah Aminullah.

"Sesuai dengan info dari warga setempat, sewaktu masih belajar di aliran tersebut, Bang Hadi masih sering bersilaturahmi dengan warga setempat. Tetapi, sewaktu mendirikan Yayasan tersebut, Bang Hadi telah menutup diri dengan warga sekitar," ungkapnya.

Aliran bab kesucian, kata dia, sudah ditetapkan sebagai aliran sesat oleh MUI Sulsel. Bahkan, ia menyebut ajaran tersebut sudah ditolak warga Sumatera dan Malaysia.

"MUI Sumatera sudah keuarjan kesesatannya, karena itu berawal dari Sumatera-Malaysia. Sudah diusir malah di Sumatera itu," ucap dia.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa aliran bab kesucian itu sesat karena tidak sesuai dengan perilaku yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Ia mengatakan bahwa ajaran tersebut bertentangan dengan Islam, terlebih tidak menjalankan salat lima waktu.

"Rasulullah SAW termasuk orang yang gemar meminum susu. Beliau juga menganjurkan para sahabat minum susu dari binatang ternak, seperti kambing, unta, dan sapi. Jadi melarang orang minum susu menyalahi sunnah Nabi, serta merusak kesehatan manusia," kata dia.

"Mereka mengajarkan untuk tidak melaksanakan salat lima waktu. Ini sudah jelas bertentangan dengan syariat Islam yang termuat dalam Rukun Islam yakni mengerjakan salat setelah bersyahadat. Ini menyalahi hal yang disepakati (ma'lum minaddin bidhorurah) adalah kekufuran, sudah jelas telah keluar dari Islam," pungkasnya.

 

Muncul Aliran 'Bab Kesucian' di Gowa, Ini Langkah yang Diambil Menag

Halaman: 
Penulis : Trisna Susilowati