Annabel Laura, Musisi Earth Soul dan Alunan Kebebasan
Laura menuturkan asal-usul genre Earth Soul dan salah satu hits-nya, Be Free.
31 Desember 2022 02:59 WIB

Penampilan Annabel Laura di Pendapa Prangwedanan, Pura Mangkunegaran pada Sabtu (27/8/2022). | YouTube ASGA Surakarta Official |
SOLO, JITUNEWS.COM – Barangkali penampilan di Pendapa Prangwedanan, Pura Mangkunegaran jadi salah satu hal tak terlupakan bagi Annabel Laura seumur hidupnya.
Pada Sabtu (27/8/2022) malam, Laura tak hanya dengan Bram Stadhouders. Ia berkesempatan untuk berkolaborasi dengan seniman asal Solo, seperti penari Fajar Satriadi dan Rambat Yulianingsih, juga penyanyi Peni Candra Rini.
Para seniman itu disatukan dalam pertunjukan bertajuk "Music and Dance Collaboration" yang dipersembahkan oleh Erasmus Huis, bekerja sama dengan Akademi Seni Mangkunegaran Surakarta (ASGA).
Lirik dan Kunci Gitar Lagu Somewhere Only We Know dari Keane
Laura, dalam pertunjukan itu, membawakan sejumlah lagu yang dipetik dari album Ibu Pertiwi dan Wings to Fly, di antaranya Child Within, Kebunku, Hujan, Here and Now, hingga Be Free.
Bagi Laura, kolaborasi dengan musisi Indonesia adalah peristiwa menakjubkan. Ia tak membayangkan bila impian satu panggung dengan Peni jadi kenyataan.
Peni dikenal sebagai komposer dan pesinden berbakat. Jejaknya di kancah internasional masih dapat dilacak. Ia pernah diganjar penghargaan di Spring Friendship Art Festival, Pyongyang, Korea Utara pada 2008. Tentu saja berkat suara emasnya.
Sementara itu Laura, meski terlahir di Belanda, ia keturunan Jawa. Jadi, bermain dengan pemusik hebat dari tanah nenek moyang dirasa sangat istimewa.
“Saya telah menjadi penggemar Peni selama bertahun-tahun. Kami bertemu sekali pada tahun 2018, dan kemudian tetap terjalin melalui media sosial,” kata Laura kepada Jitunews, disitat Sabtu (31/12/2022).
Laura mengaku gembira ketika undangan kolaborasinya direspons dengan antusias. Menurutnya, Peni bersama tim berhasil menggubah aransemen yang indah untuk beberapa lagu ciptaannya. Saking indahnya, Laura dibuat menangis saat pertama kali mendengarnya.
“Ini adalah perjalanan yang sangat menarik, karena musik dari Indonesia begitu kompleks dan kadang terasa seperti 'dunia lain'. Rasanya seperti bahasa baru, namun entah bagaimana telinga dan tubuh saya bisa mengenalinya,” terang Laura.
“Bagi saya itu adalah jalinan sejati antara dua dunia yang hidup dalam diri saya: Belanda dan Indonesia. Saya merasa bisa menghormati leluhur saya dan memberikan sesuatu kepada mereka melalui musik,” lanjutnya.
Laura merupakan musisi yang mengusung genre “Earth Soul”. Ia senantiasa ingin menebar lagu-lagu yang bernuansa lembut, penuh perasaan, tapi terkadang juga ceria. Melalui musiknya itu, ia merasa dapat menyandarkan diri dalam suasana meditatif.
Pada saat bersamaan, beberapa pendengar kerap membandingkan vokal Laura dengan Norah Jones yang bernuansa soulful dan jazzy.
Kecintaan pada bumi turut mempengaruhi musik Laura. Sejumlah lagu yang dicipta memuat rasa kasihnya untuk bumi, tempat yang dihuni manusia hingga kini. Dan berbagai hal yang berkaitan, seperti hujan, pohon, bunga, dan tanah.
“Sebagian besar lagu saya adalah lagu cinta. Bukan lagu cinta (asmara), tapi lagu cinta untuk bumi itu sendiri,” tuturnya.
Musik dengan perasaan penuh untuk alam, untuk bumi. Begitulah salah seorang penikmat konsernya menyampaikan kesan kepada Laura.
“Dia menggambarkan musik saya sebagai ‘Earth Soul’,” kata Laura.
Kasih sayang Laura terhadap alam dituangkan melalui sebagian besar lagu pada albumnya. Ia selalu merasa memiliki kedekatan khusus dengan alam sejak muda. Meski dibesarkan di kota, ia tinggal dekat dengan cagar alam dan sungai yang tenang.
Lambat laun, kepekaan Laura dengan kerusakan bumi semakin kuat. Ia cemas terhadap segala potensi yang membuat keindahan alam sirna. Ia cemas bila apa yang ia nikmati di masa lalu hanya jadi cerita.
“Saya mulai bepergian di usia dua puluhan awal untuk melihat keindahan alam dan apa yang masih bisa kita lakukan untuk melestarikannya,” cerita Laura.
Pada masa itu, Laura sempat tinggal di Bali. Ia memiliki banyak waktu-tenaga bersama tanaman. Tak jarang ia pergi ke tempat indah di kawasan gunung Batukaru. Hari demi hari, benih cinta dalam diri Laura tumbuh dan mengakar kuat. Ia merasa terhubung kembali dengan planet ini.
“Kita sering lupa bahwa kita adalah bagian dari alam, kita sebagai manusia adalah satu dengan bumi. Di sana saya merasa dapat mengingatnya dengan lebih jelas. Jadi saya sangat berterima kasih kepada Bali karena telah menunjukkan itu kepada saya,” ujar Laura.
Lebih lanjut, Laura adalah seorang mulitalenta. Selain musisi, ia juga pelukis, fotografer, bahkan instruktur yoga. Ia pun belum tahu mengapa selalu melakukan banyak hal berbeda. Ia kerap merenungkan hal itu. Tapi ia memang menyenangi semua yang diperbuat, terlebih terkait seni.
Laura merasa perlu tantangan. Ia pembosan kendati sulit mengakuinya. Lebih tepatnya, ide dan energi kreatif yang merenik-renik terkadang perlu medium selain musik.
“Jadi ketika saya tidak suka musik atau menyanyi, saya bisa memindahkan kreativitas saya pada menggambar atau melukis. (Kreativitas) itu perlu mengalir,” kata Laura.
Namun untuk saat ini, Laura ingin fokus pada musik. Meski di sela waktu, ia masih butuh melukis dalam hening. Ini cara terbaik bagi tipe visual plus introvert, seperti dirinya.
“Ketika waktu yoga tiba, saya segera membawa musik ke kelas. Sekarang sebagian besar sebaliknya: saya berbagi konser yoga, di mana musik dan pemulihan melalui suara adalah fokusnya,” kata Laura.
Pada akhirnya, Laura merasa bisa menjalani semuanya, meski ia tetap berhati-hati untuk tidak melakoni banyak proyek pada saat yang bersamaan.
"Ini adalah tarian konstan, tentang menemukan keseimbangan. Pasti menyenangkan," tegasnya.
Di pengujung konser malam itu, Laura memilih “Be Free” sebagai penutup. Menurut Laura, lagu ini ditulis bersama Mukti-Mukti pada suatu sore. Untuk diketahui, Mukti adalah solois balada asal Bandung. Ia meninggal dunia pada tahun ini.
“Dia (Mukti) memainkan akor pada gitarnya dan kata-katanya mengalir begitu saja,” kenang Laura.
Laura menjabarkan, lagu ini terinspirasi dari kebersamaan yang selalu dirasakannya ketika berada di Indonesia. Dukungan orang-orang sekitar, dan hal-hal besar yang bisa digapai ketika bersama.
Lewat Be Free, Laura menekankan bahwa segala harap bisa terpenuhi selama dijalankan bersama. Selain itu, lagu ini mengajak manusia untuk bebas. Bebas dari belenggu yang menahan diri untuk meraih impian.
“Bebas dari suara di kepala yang sering menghalangi apa yang ingin kamu lakukan. Bebas dari kegelapan yang bisa hidup di dalam diri kita. Bebas untuk mengekspresikan dirimu yang sejati,” jelas Laura.
“Karena apapun yang ingin kita ubah, kita harus memulainya dari dalam. Itulah yang dimaksud dengan 'Be Free'. Untuk benar-benar bebas. Bebas dari sangkar yang kita ciptakan sendiri. Mari kita bebas!” pungkasnya.
Penulis | : | Iskandar |