Soal Pembatasan Harga Minyak Rusia, Ekonom: Aturan Ini Akan Segera Dibuang ke Tempat Sampah
Ekonom berpendapat bahwa aturan batas harga untuk komoditas minyak Rusia hanya akan memicu kenaikan harga minyak di pasar dunia
30 Desember 2022 17:57 WIB

Tambang minyak | istimewa |
JAKARTA, JITUNEWS.COM - Mamdouh Salameh, seorang ekonom sekaligus konsultan energi Bank Dunia, mengatakan kepada outlet berita Oilprice bahwa negara-negara Barat telah gagal dalam upaya mereka untuk membendung lonjakan harga minyak global dengan memberlakukan aturan batas harga senilai USD 60 per barel untuk ekspor minyak mentah Rusia.
Menurut Salameh, tidak ada negara penghasil minyak utama yang setuju untuk menjual minyak mentah mereka dengan harga yang jauh lebih rendah dari harga pasar. Hal tersebut justru akan membuat pasokan minyak ke wilayah Eropa semakin berkurang, dan akan memicu kenaikan harga.
“Batas harga Barat untuk ekspor minyak Rusia telah gagal dan aturan ini akan segera dibuang ke tempat sampah… Baik negara-negara OPEC+ maupun Rusia tidak akan setuju untuk menjual minyak mereka dengan harga batas $60 per barel ketika harga di pasaran sudah berada di atas $85 … Penjual dapat dengan mudah menemukan pembeli untuk minyak mereka tetapi negara-negara Barat tidak bisa, dan tanpa minyak ekonomi mereka akan terhenti. Mereka akan menjadi pecundang terakhir, ”katanya.
Siap-siap, Negara-negara Ini Tak Akan Bisa Beli Minyak dari Rusia
Menurutnya, alih-alih menurunkan harga minyak dunia, mekanisme aturan batas harga tersebut justru akan memicu kenaikan harga.
“Buktinya, ketika batas itu diluncurkan pada 5 Desember, minyak mentah Brent masih berada di level USD 73 per barel... tetapi sejak itu telah naik menjadi $85,43 hari ini, atau naik 17%,” katanya.
Salameh juga mengatakan ekonomi Rusia tidak mungkin terpengaruh oleh pembatasan tersebut, karena mereka dapat dengan mudah menemukan pembeli lain.
“Rusia tidak akan kalah. Pembeli utamanya seperti Cina, India, negara-negara Asia… telah mengabaikan batasan harga dan terus membeli minyak mentah Rusia dalam volume yang meningkat… Bahkan jika Rusia menjual 6 juta barel minyak mentah per hari dengan harga Brent saat ini USD 85,43, ia mendapat lebih banyak pendapatan daripada menjual 7 juta barel per hari saat harga minyak berada pada level USD 73. Oleh karena itu, anggaran Rusia tidak akan kehilangan satu sen pun. Sebaliknya… surplus anggaran Rusia hanya bisa bertambah,” katanya.
Seperti diketahui, Uni Eropa, G7 dan Australia pada 5 Desember 2022 kemarin sudah menetapkan aturan batas harga senilai USD 60 per barel untuk minyak Rusia. Di bawah aturan tersebut, mereka melarang perusahaan Barat menyediakan asuransi dan layanan lain untuk pengiriman minyak Rusia kecuali jika komoditas tersebut dibeli sesuai batas harga atau di bawahnya.
Aturan batas harga tersebut akan ditinjau setiap dua bulan sehingga tetap berada 5 persen dibawah harga yang ditetapkan oleh Badan Energi Internasional (IEA).
Sementara itu, harga minyak Brent, salah satu patokan internasional, pada Jumat (30/12) berada di level USD 83.56 per barel, sementara harga minyak di WTI Crude sedikit lebih rendah, yakni USD 78,34 per barel.
Menlu Rusia Ungkap Kapan AS Bakal Kirim Sistem Pertahanan Rudal Patriot ke Ukraina
Penulis | : | Tino Aditia |