Gara-gara China dan Rusia, Harga Minyak Global Naik
Harga minyak dunia pada Selasa (27/12) mengalami kenaikan akibat beberapa faktor, diantaranya...
27 Desember 2022 22:18 WIB

Tambang minyak | istimewa |
JAKARTA, JITUNEWS.COM - Harga minyak global, pada Selasa (27/12) naik ke level tertinggi dalam tiga pekan setelah China, importir minyak mentah terbesar dunia, mengumumkan telah melonggarkan sejumlah aturan pembatasan Covid yang paling ketat, yang diyakini memuat permintaan bahan bakar akan kembali meningkat.
Harga minyak mentah Brent, yang dijadikan sebagai patokan harga internasional, naik 0,55%, menjadi USD 84,38 per barel pada 09:55 GMT, sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS naik setinggi USD 80.
“Ini tentu sesuatu yang diharapkan oleh para pedagang dan investor,” kepala analis pasar di Avatrade, Naeem Aslam, seperti dikutip Reuters.
China Gelar Latihan Militer Skala Besar di Selat Taiwan, AS: Beresiko Menimbulkan Salah Perhitungan
Para ahli juga mengatakan bahwa peningkatan harga minyak global juga tak lepas dari kemungkinan pengurangan produksi minyak oleh Rusia dan kekhawatiran atas gangguan pasokan di Amerika Serikat akibat badai musim dingin.
Pada Jumat pekan lalu, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak menyatakan bahwa Moskow siap untuk mengurangi produksi minyak sebesar 7 persen pada awal tahun 2023 mendatang. Hal ini dilakukan sebagai tindakan tanggapan atas keputusan negara-negara Uni Eropa dan G7 memberlakukan kebijakan pembatasan harga terhadap komoditas minyak Rusia.
Novak menambahkan bahwa Rusia juga berencana untuk melarang pasokan minyak dan produk minyak bumi ke negara atau badan hukum yang mendukung kebijakan tersebut.
“Oleh karena itu, kami siap untuk mengurangi sebagian produksi, dan awal tahun depan mungkin ada pengurangan sekitar 500-700 ribu barel per hari. Ini sekitar 5-7% untuk kami,” katanya, dikutip Sputniknews.
Sebelumnya, Uni Eropa dan G7 sudah menetapkan batas harga USD 60 per barel untuk minyak Rusia, dimana aturan tersebut mulai berlaku pada 5 Desember 2022 kemarin dan akan ditinjau setiap dua bulan sehingga tetap berada 5 persen dibawah harga yang ditetapkan oleh Badan Energi Internasional (IEA).
Minta Ukraina Penuhi Tuntutan Rusia, Lavrov: Demi Kebaikan Anda Sendiri
Penulis | : | Tino Aditia |