Temuan sebaran data survei ini, lanjut Hanta, juga menunjukkan temuan sebaran pemilih 3 capres terkuat ke 10 cawapres potensial dengan angka dukungan tertinggi/mayoritas, yakni pemilih Ganjar Pranowo (32.5 persen) memiliki preferensi pemilih tertinggi kepada Erick Thohir (29.5 persen) dan pemilih Anies Baswedan (29.1 persen) memiliki preferensi pemilih tertinggi kepada Agus Harimurti Yudhoyono (29.4 persen).
Sementara pemilih Prabowo Subianto (27.8 persen) cenderung terbelah ke beberapa Capres, yakni Ridwan Kamil (16.8 persen), Erick Thohir (15.9 persen), Sandiaga Salahuddin Uno (15.5 persen) dan Muhaimin Iskandar (13.7 persen).
"Temuan lain, pemilih yang puas (73.2 persen) terhadap kinerja pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin mayoritas cenderung memberikan pilihannya pada Cawapres Erick Thohir (19.2 persen). Sementara yang tidak puas (19.0 persen) terhadap kinerja pemerintah mayoritas cenderung memberikan pilihannya pada Cawapres Ridwan Kamil (23.7 persen)," ucap Hanta.
Sementara itu, Hanta sampaikan, pemilih Joko Widodo-Ma’ruf Amin (44.6 persen) pada Pemilu 2019 mayoritas cenderung memberikan pilihan pada Cawapres Erick Thohir (22.1 persen), sementara pemilih Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno (36.0 persen) cenderung terbelah antara Cawapres Ridwan Kamil (22.2 persen) dan Cawapres Agus Harimurti Yudhoyono (18.1 persen).
Terkait simulasi pasangan calon presiden-wakil presiden, Hanta mengungkapkan, pasangan capres-cawapres memang belum ada yang final, namun berdasarkan tendensi politik yang berkembang, dari analisa kualitatif, beberapa informasi elite, dan informasi yang beredar di ruang publik, terdapat beberapa kemungkinan pasangan capres-cawapres potensial pada Pilpres 2024.
Ia mengatakan pada simulasi tiga pasangan calon pertama, Ganjar Pranowo-Erick Thohir (33.1 persen) lebih unggul dibanding pasangan Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono (27.5 persen) dan Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar (25.5 persen).
Hanta mengatakan temuan ini adalah potret terbaru peta kekuatan politik elektoral Capres, Cawapres, dan partai politik dalam rentang survei 21-27 November 2022.
Berbagai kemungkinan bisa saja terjadi, melihat Pemilu Serentak 2024 masih satu tahun lebih. Tetapi melihat tendensi peta kekuatan politik terbaru, capres, cawapres, dan partai politik terkuat, akan mengarah pada beberapa figur dan partai potensial seperti terekam dalam survei.
"Meski, dinamika, peristiwa, dan momentum politik yang akan berlangsung ke depan, tetap berpotensi mengubah peta kekuatan
politik elektoral," kata Hanta.
Survei nasional Poltracking Indonesia digelar pada 21-27 November 2022 dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling. Jumlah sampel dalam survei ini adalah 1220 responden dengan margin of error +/- 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Klaster survei ini menjangkau 34 provinsi seluruh Indonesia secara proporsional berdasarkan data jumlah populasi pemilih terakhir, sedangkan stratifikasi survei ini adalah proporsi jenis kelamin pemilih.
Metode sampling ini meningkatkan representasi seluruh populasi pemilih secara lebih akurat. Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner terhadap responden yang telah terpilih secara acak, dengan 10 responden untuk setiap satu desa/kelurahan terpilih.
Erick Thohir Dinilai Publik Menteri Terbaik Kabinet Indonesia Maju Gegara Tidak Anti Kritik