•  

logo


Kehabisan Sumber Daya, Estonia Kewalahan Tangani Gelombang Pengungsi asal Ukraina

PM Estonia mengatakan bahwa para pengungsi baru asal Ukraina akan diminta untuk melanjutkan perjalanan ke negara lain, karena Estonia sudah kehabisan sumber daya

7 Desember 2022 21:29 WIB

Ilustrasi
Ilustrasi cbc

JAKARTA, JITUNEWS.COM - Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas mengatakan bahwa negaranya tidak lagi mampu menampung dan menangani gelombang pengungsi baru asal Ukraina. Ia menambahkan bahwa dirinya sudah meminta bantuan dari sejumlah negara anggota Uni Eropa lain untuk mengakomodir para pengungsi tersebut.

Dalam sebuah wawancara dengan media lokal pada Selasa (6/12), Kallas menjelaskan bahwa Estonia sudah "bermurah hati" dengan menyediakan bantuan kepada Ukraina sejak operasi militer Rusia dimulai pada akhir Februari 2022 kemarin. Hanya saja, kemampuan Estonia kini mulai terbatas.

“Semuanya ada batasnya, dan begitu kami tidak lagi dapat menerima orang (pengungsi Ukraina) karena kami kehabisan perumahan dan pekerjaan, maka yang lain akan berbuat lebih banyak.”


Uni Eropa dan G7 Berlakukan Aturan Batas Harga Minyak Rusia, Moskow Punya Tiga Opsi Tindakan Balasan

“Kami berbicara dengan Finlandia tentang fakta bahwa kami tidak lagi dapat membantu pengungsi dari Ukraina, dan Finlandia mengatakan mereka dapat menampung lebih banyak orang,” tambah Kallas.

Oleh karena itu, pemerintah Estonia akan memberi tahu pengungsi Ukraina yang baru tiba untuk melanjutkan perjalanannya ke negara Uni Eropa lainnya, termasuk ke Finlandia.

Lebih lanjut, Kallas mengklaim bahwa pihaknya sudah berusaha memberikan bantuan finansial kepada pemerintahan Volodymyr Zelensky di Kiev, untuk kemudian didistribusikan kepada warga.

"Pemerintah (Estonia) sudah memberikan bantuan ke Kiev untuk menciptakan kondisi kehidupan di sana, sehingga orang (Ukraina) tidak pergi (mengungsi),” katanya.

Sebelumnya, Pemerintah Polandia juga akan membebankan biaya makanan dan tempat tinggal kepada para pengungsi Ukraina setelah empat bulan tinggal di fasilitas yang disediakan oleh negara, karena sumber daya yang dimiliki oleh Polandia kini mulai menipis dan mereka kesulitan membiayai para pengungsi. Terlebih, Polandia juga tengah menghadapi krisis ekonomi.

Pada akhir November kemarin, Sekertaris Jenderal Dewan Pengungsi Norwegia (NRC) Jan Egeland, mengatakan bahwa Eropa harus siap menerima ratusan ribu pengungsi dari Ukraina pada musim dingin mendatang.

"Ini benar-benar pilihan antara diam atau melarikan diri", kata Jan Egeland dalam sebuah wawancara dengan Euronews.

"Oleh karena itu sangat banyak orang (Ukraina) yang secara sukarela melarikan diri....(dan) Eropa harus mempersiapkan ratusan ribu pengungsi baru musim dingin ini, baik negara Norwegia di wilayah Eropa utara, mamupun negara-negara di Eropa selatan," tambahnya.

Sejak Rusia memulai operasi militer khususnya pada akhir Februari 2022 kemarin, diperkirakan hampir 7,9 juta warga Ukraina yang terpaksa mengungsi ke luar negeri, untuk menghindari serangan Rusia.

Menurut laporan media, sebagian besar telah melarikan diri ke negara-negara tetangga, seperti Polandia, Hungaria, Slovakia, Rumania dan Moldova. Tetapi tidak sedikit juga warga Ukraina yang mengungsi ke tempat lain di Eropa.

Volodymyr Zelensky Ingin AS dan NATO Terlibat Konflik Langsung dengan Rusia

Halaman: 
Penulis : Tino Aditia