•  

logo


Uni Eropa Berlakukan Batas Harga untuk Minyak Rusia, Begini Reaksi China

Juru bicara Kemenlu China mengatakan bahwa kerjasama di bidang energi China dan Rusia selama ini dilakukan atas dasar saling menghormati dan saling menguntungkan

5 Desember 2022 20:39 WIB

Bendera China
Bendera China istimewa

JAKARTA, JITUNEWS.COM - Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning, pada Senin (5/12) mengatakan bahwa Beijing meminta semua phak untuk melakukan upaya yang konstruktif guna mengamankan pasokan minyak global.

"Minyak adalah salah satu komoditas utama dunia, dan memastikan keamanan pasokan energi global adalah yang terpenting. Kami yakin semua pihak harus melakukan upaya konstruktif untuk tujuan ini," kata juru bicara itu kepada wartawan, mengomentari batasan harga minyak dari Rusia.

Seperti diberitakan sebelumnya, harga minyak dunia pada Senin (5/12) mengalami kenaikan akibat adanya kekhawatiran soal kelangkaan pasokan, setelah negara-negara OPEC+ memutuskan untuk mengurangi kapasitas produksi minyak mereka sebesar 2 juta barel per hari (bpd) hingga akhir tahun depan dan pembatasan harga terhadap minyak Rusia yang diberlakukan oleh negara-negara Barat.


Italia Masih Belum Bisa Setop Impor Gas dari Rusia

Saat ditanya apakah Beijing akan ikut mendukung pembatasan harga minyak Rusia, diplomat itu mengatakan bahwa Beijing dan Moskow melakukan kerjasama energi "atas dasar saling menghormati dan saling menguntungkan".

Pekan lalu, Uni Eropa mencapai kesepakatan untuk menetapkan batas harga minyak Rusia sebesar $60 per barel, yang mulai berlaku pada hari Senin (5/12). Batas harga tersebut akan ditinjau setiap dua bulan untuk tetap pada 5% di bawah tolok ukur International Energy Agency. Kebijakan tersebut juga didukung oleh negara-negara G7 dan Australia.

Pemerintah Rusia sendiri sudah berulang kali memperingatkan bahwa pembatasan harga minyak tersebut dapat menggangu pasokan minyak global.

“Kami akan menjual minyak dan produk minyak hanya ke negara-negara yang akan bekerja sama dengan kami dalam kondisi pasar, bahkan jika kami harus menurunkan produksinya,” kata Wakil Perdana Menteri Alexander Novak pada Minggu (4/12).

Bulan lalu, Mantan Menteri Keuangan Amerika Serikat Steve Mnuchin menilai keputusan yang diambil oleh negara-negara Barat tersebut merupakan hal yang konyol, mengingat dampaknya terhadap situasi pasar global.

“Itu ide paling konyol yang pernah saya dengar,” katanya.

“Pasar akan menentukan harga. Jadi jika Anda mengenakan sanksi dengan harga yang lebih tinggi, Anda hanya memperburuk situasi, ”tambahnya.

Buntut Pengurangan Kapasitas Produksi OPEC+ dan Sanksi Anti-Rusia, Harga Minyak Dunia Naik

Halaman: 
Penulis : Tino Aditia