Ada Batasan Harga, Rusia Ancam Turunkan Kapasitas Produksi Minyak
Wakil Perdana Menteri Alexander Novak mengatakan bahwa Rusia bisa saja menurunkan kapasitas produksi minyak jika batas harga terhadap komoditas tersebut diberlakukan
5 Desember 2022 12:18 WIB

Tambang minyak | istimewa |
JAKARTA, JITUNEWS.COM - Wakil Perdana Menteri Alexander Novak pada hari Minggu (4/12) mengatakan bahwa Rusia tidak akan menjual minyak kepada negara-negara yang ikut mendukung batas harga yang disetujui oleh Uni Eropa dan negara-negara G7.
Seperti diberitakan sebelumnya, Uni Eropa setuju untuk membatasi harga minyak Rusia pada level USD 60 per barel atau setidaknya 5% di bawah harga pasar. Negara bagian G7 dan Australia juga membuat pengumuman serupa pada hari Jumat, dengan menyatakan bahwa mereka juga menyetujui hal yang serupa.
“Kami akan menjual minyak dan produk minyak hanya ke negara-negara yang akan bekerja sama dengan kami dalam kondisi pasar, bahkan jika kami harus menurunkan produksinya,” katanya di saluran TV Rossiya-24.
AS Disebut Cari Untung dari Konflik Ukraina, Uni Eropa: Jangan Naif
Novak memperkirakan bahwa batas harga akan "menggoyahkan" pasar global, dan berpendapat bahwa itu bertentangan dengan aturan Organisasi Perdagangan Dunia. Rusia, katanya, sedang "mengerjakan mekanisme" untuk menghindari tindakan tersebut.
Sementara pemotongan produksi akan menurunkan pendapatan minyak Rusia, dampaknya dalam jangka pendek kemungkinan akan terbatas, mengingat minyak Rusia saat ini diperdagangkan pada USD 64 per barel, hanya USD 4 di atas batas harga. Selain itu, kritik terhadap plafon harga berpendapat bahwa keputusan Rusia untuk tidak memasok negara-negara peserta akan menghukum konsumen di negara-negara tersebut dengan harga yang lebih tinggi.
Bulan lalu, Mantan Menteri Keuangan Amerika Serikat Steve Mnuchin menilai keputusan yang diambil oleh negara-negara Barat tersebut merupakan hal yang konyol, mengingat dampaknya terhadap situasi pasar global.
“Itu ide paling konyol yang pernah saya dengar,” katanya.
“Pasar akan menentukan harga. Jadi jika Anda mengenakan sanksi dengan harga yang lebih tinggi, Anda hanya memperburuk situasi, ”tambahnya.
Macron Minta NATO Beri Jaminan Keamanan untuk Rusia setelah Perang Ukraina Berakhir
Penulis | : | Tino Aditia |