•  

logo


Menlu Rusia Minta AS untuk Tidak Memulai Perang Nuklir

Menlu Rusia memperingatkan bahwa pertempuran antara Rusia dan AS akan berubah menjadi perang nuklir, meski itu dimulai dengan senjata konvensional

1 Desember 2022 18:46 WIB

Ilustrasi ledakan bom atom atau nuklir
Ilustrasi ledakan bom atom atau nuklir istimewa

JAKARTA, JITUNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov telah memperingatkan bahwa setiap konflik yang melibatkan negara berkemampuan nuklir kemungkinan akan mengarah pada terjadinya perang nuklir, bahkan jika itu dimulai dengan senjata konvensional. Dengan demikian, lanjutnya, semua pihak termasuk AS dan Rusia harus menemukan cara untuk mencegahnya.

Pada sebuah konferensi pers pada hari Kamis (1/12), Lavrov ditanya tentang upaya bersama Moskow dan Washington untuk mengurangi kemampuan strategis mereka.

Lavrov mengatakan bahwa Amerika Serikat pada dasarnya telah menangguhkan perjanjian nuklir dengan Rusia, New START, pada September 2021, jauh sebelum Moskow memulai operasi militernya di Ukraina.


Rusia Siap Lanjutkan Perjanjian Nuklir dengan AS, Asalkan...

“Tidak sulit untuk mengetahui apa alasan mereka,” kata Lavrov, dikutip RT.com.

Dia mengakui, bagaimanapun juga tanggung jawab Washington dan Moskow sebagai dua kekuatan nuklir terbesar di dunia tidak berubah, dan mengingat pernyataan bersama yang dibuat oleh para pemimpin Rusia dan Amerika bahwa perang nuklir tidak dapat dimenangkan oleh siapa pun dan oleh karena itu tidak boleh dimulai.

Menteri Luar Negeri Rusia itu menekankan bahwa setiap konflik antara negara-negara nuklir tidak dapat diterima, karena bahkan perang konvensional memiliki risiko "besar" untuk meningkat menjadi perang nuklir.

“Ini juga mengapa kami sangat cemas menyaksikan retorika yang dimuntahkan Barat yang menuduh kami mempersiapkan beberapa dugaan provokasi menggunakan senjata pemusnah massal,” kata Lavrov, seraya mencatat bahwa negara-negara Barat, termasuk AS, Prancis, dan Inggris, berusaha meningkatkan partisipasi mereka dalam konflik di Ukraina.

Menurut Lavrov, apa yang dilakukan oleh negara-negara tersebut pada dasarnya mengobarkan perang melawan Rusia melalui Ukraina.

“Ini tren yang berbahaya,” Lavrov memperingatkan.

Ancaman perang nuklir telah menjadi topik hangat baru-baru ini setelah Presiden Vladimir Putin berjanji mempertahankan wilayah Rusia dengan menggunakan "semua kekuatan dan sumber daya" yang mereka miliki.

Pakar dan pejabat negara Barat kemudian menafsirkan pernyataan tersebut, dan meyakini jika Putin tidak akan segan menggunakan senjata nuklir untuk melindungi wilayah-wilayah yang diklaim sebagai milik Rusia.

Namun, Putin mengklarifikasi pernyataannya dengan mengatakan bahwa Moskow bahkan tidak menyebutkan senjata nuklir taktis, apalagi mengancam akan menggunakan senjata pemusnah massal tersebut.

Kesal dengan Kebijakan Pengurangan Inflasi AS, Presiden Perancis: Menambah Masalah Saya

Halaman: 
Penulis : Tino Aditia