•  

logo


Rayakan Kekalahan Timnas Iran, Suporter Ditembak Mati oleh Petugas Keamanan

Seorang pria di Iran tewas ditembak oleh petugas keamanan saat ikut merayakan kekalahan Timnas Iran dari Amerika Serikat di babak penyisihan grup Piala Dunia Qatar 2022

1 Desember 2022 15:27 WIB

Pemain Amerika Serikat menghibur pemain Iran usai pertandingan di Piala Dunia 2022
Pemain Amerika Serikat menghibur pemain Iran usai pertandingan di Piala Dunia 2022 istimewa

JAKARTA, JITUNEWS.COM - Seorang pria Iran ditembak mati oleh pasukan keamanan setelah tim nasional Iran kalah dari AS dan tersingkir dari Piala Dunia Qatar 2022, ketika demonstrasi anti-pemerintah terjadi di dalam dan di luar stadion di Qatar dan di beberapa kota di Iran.

Menurut laporan aktivis hak asasi manusia, Mehran Samak, 27 tahun, ditembak mati setelah merayakan kekalahan Timnas Iran dari Amerika Serikat di penyisihan grup Piala Dunia Qatar di Bandar Anzali, sebuah kota di pantai Laut Kaspia, barat laut Teheran.

"Samak menjadi sasaran langsung dan ditembak di kepala oleh pasukan keamanan … menyusul kekalahan tim nasional melawan Amerika,” kata kelompok Hak Asasi Manusia Iran (IHR) yang berbasis di Oslo, Norwegia, dikutip The Guardian.


AS Berniat Kirim Sistem Pertahanan Rudal Patriot kepada Ukraina, Perang Bisa Memanas

Tindak kekerasan di Iran belakangan ini meningkat setelah terjadinya aksi protes yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini, seorang wanita Kurdi berusia 22 tahun, yang diduga tewas setelah disiksa oleh petugas keamanan pada bulan September 2022 kemarin.

IHR melaporkan bahwa kerusuhan dan bentrokan antara pasukan keamanan dan para pendemo telah menewaskan 448 warga, termasuk 60 anak dibawah 18 tahun dan 29 perempuan.

Gelandang Timnas Iran, Saeid Ezatolahi, yang ikut bermain di pertandingan melawan AS, mengungkapkan bahwa Mehran Samak adalah teman masa kecilnya. Ezatolahi mengunggah sebuah foto yang memperlihatkan dirinya dan Samak pernah berada di sebuah tim yang sama sewaktu masih remaja.

“Setelah kekalahan pahit tadi malam, berita kematian Anda membakar hati saya,” kata Ezatolahi di Instagram, menggambarkan Samak sebagai “rekan setim masa kecil”.

Dia tidak mengomentari keadaan kematian temannya tetapi mengatakan: "Suatu hari topeng akan jatuh, kebenaran akan terungkap."

Dia menambahkan: “Ini bukan yang pantas didapatkan oleh kaum muda kita. Ini bukan yang pantas diterima bangsa kita.”

Banyak warga Iran menolak untuk mendukung tim nasionalnya, dan setelah pertandingan pada Selasa malam, rekaman di media sosial menunjukkan para penonton bersorak dan menyalakan kembang api untuk merayakan kegagalan Timnas Iran melaju ke babak 16 besar Piala Dunia Qatar 2022.

Pusat Hak Asasi Manusia di Iran (CHRI) yang berbasis di New York juga melaporkan bahwa Samak telah dibunuh oleh pasukan keamanan saat merayakan kekalahan timnas Iran. CHRI menerbitkan video dari pemakaman Samak di Teheran pada hari Rabu di mana para pelayat terdengar meneriakkan "matilah diktator". Nyanyian yang ditujukan untuk pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Pada Selasa malam, jurnalis Iran yang diasingkan, Masih Alinejad, memposting video perayaan di Twitter, menulis: “Iran adalah negara di mana orang-orangnya sangat menyukai sepak bola. Sekarang mereka turun ke jalan di kota Sanandaj dan merayakan kekalahan tim sepak bola mereka melawan AS.”

Dia juga memposting video kembang api yang ditembakkan di Saqqez, kampung halaman Mahsa Amini.

Hungaria Minta NATO Tidak Anti-China

Halaman: 
Penulis : Tino Aditia