Indonesia Jadi Ketua ASEAN 2023, Dubes Rusia: Negara yang Sangat Berpengaruh
Dubes Rusia untuk ASEAN mengatakan bahwa Rusia berharap Indonesia dapat memimpin ASEAN secara efektif, meski hal itu tidaklah mudah
23 November 2022 22:11 WIB

Indonesia menjadi Ketua ASEAN tahun 2023 | istimewa |
JAKARTA, JITUNEWS.COM - Duta Besar Federasi Rusia untuk ASEAN Alexander Ivanov mengatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang berpengaruh di dunia, tidak hanya di dalam organisasi ASEAN saja. Hal itu ia sampaikan dalam sebuah wawancara dengan Sputniknews, yang dirilis pada Rabu (23/11).
"Indonesia adalah negara yang sangat berpengaruh, tidak hanya di kawasan tetapi juga di dunia. Ini adalah negara terbesar di ASEAN. Itu juga merupakan negara Muslim terbesar di dunia dalam hal populasi. Ia terus berkembang dengan sangat dinamis. Diharapkan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi tahun ini akan melebihi 5%. Bagi kami juga penting menjalin hubungan persahabatan yang baik, yang terus berkembang di segala bidang," kata Ivanov.
Ia menambahkan bahwa dirinya berharap Indonesia dapat secara efektif memimpin ASEAN dan mekanisme yang dipimpin ASEAN, termasuk KTT Asia Timur (EAS), Forum Regional ASEAN, dan Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN-Plus pada tahun 2023 mendatang, meski hal tersebut tidak mudah.
Upaya AS Lucuti Senjata Korut Bakal Akibatkan Krisis Keamanan yang Sangat Fatal
Ivanov menjelaskan bahwa Indonesia harus menghadapi ketegangan geopolitik yang meningkat di dunia, serta krisis Myanmar.
"Selain itu, tidak semuanya mulus di dalam ASEAN sendiri, dan itu akan semakin memperumit kepemimpinan Indonesia. Pertama-tama, ada masalah Myanmar. Sayangnya, belum ada konsensus yang lengkap di antara 10 negara anggota ASEAN tentang cara menanganinya. Namun demikian, kami berpandangan bahwa ASEAN harus memainkan peran kunci dalam menyelesaikan krisis di Myanmar dan kami sangat mendukung Konsensus Lima Poin ASEAN," tambahnya.
Lebih lanjut, Ivanov menegaskan bahwa Rusia akan bekerja sama dengan Indonesia untuk semua masalah internasional. Ia juga memuji sikap pemerintah Indonesia terkait situasi konflik Ukraina.
"Terkait krisis Ukraina, posisi Indonesia seimbang dan netral. Indonesia tidak menyerah pada tekanan paling kuat dan belum pernah terjadi sebelumnya dari negara-negara Barat, terutama AS, untuk mengecualikan Rusia dari G20, serta dari semua mekanisme kerja sama regional dengan ASEAN sebagai pusatnya. Orang-orang Barat telah melakukan segalanya dan mencoba untuk mendikte kepentingan mereka ke ASEAN dan Ketuanya," ujarnya.
Ia juga menyinggung soal upaya Amerika Serikat dan sekutunya untuk mengkonsolidasikan hegemoni AS di dunia dan di kawasan Asia Pasifik, dengan membentuk pakta pertahanan Quad, AUKUS, AUKUS Plus. Menurutnya, sebagian besar negara-negara ASEAN memandang upaya Washington ini secara negatif.
"Secara khusus, Indonesia, Malaysia, dan beberapa negara ASEAN lainnya membuat pernyataan terkait isu tersebut. Mereka melihat apa tujuan dari langkah-langkah yang diambil oleh Washington dan sekutunya di kawasan ini. Mereka memahami konsekuensi kemajuan NATO ke Asia dan ancaman yang ditimbulkannya terhadap perdamaian dan stabilitas di kawasan," tukasnya.
Penulis | : | Tino Aditia |