•  

logo


Tentara Rusia Sengaja Rusak Infrastruktur Penting di Kota Kherson sebelum Memutuskan Mundur

Presiden Ukraina mengatakan bahwa sejumlah infrastruktur penting di Kherson sudah dirusak oleh tentara Rusia sebelum mereka menarik diri dari wilayah itu

14 November 2022 21:23 WIB

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Ukrinform

JAKARTA, JITUNEWS.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, pada Sabtu (12/11) mengatakan bahwa tentara Rusia sudah menghancurkan sejumlah infrastruktur penting di kota Kherson sebelum meninggalkan kota tersebut.

“Sebelum melarikan diri dari Kherson, penjajah menghancurkan semua infrastruktur penting: komunikasi, air, panas, listrik,” kata Zelenskyy dalam pidato video, dikutip Al Jazeera.

“[Rusia] di mana pun memiliki tujuan yang sama: mempermalukan orang sebanyak mungkin. Tapi kami akan mengembalikan semuanya, percayalah,” katanya.


Produsen Mobil China Ambil Alih Pasar Otomotif Rusia

Zelensky menambahkan bahwa pasukan Ukraina kini sudah berhasil merebut kembali puluhan kawasan pemukiman di wilayah Kherson. Menurutnya, pasukan Ukraina sejauh ini juga sudah menangani hampir 2.000 ranjau dan peluru yang ditinggalkan oleh pasukan Rusia.

Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba mengatakan Ukraina “memenangkan pertempuran di lapangan. Tapi perang terus berlanjut.”

Pemulihan Ukraina atas Kherson disambut baik oleh Amerika Serikat, yang menyebutnya sebagai "kemenangan luar biasa".

“Ini adalah momen besar dan berkat keuletan dan keterampilan luar biasa dari Ukraina, didukung oleh dukungan tanpa henti dan bersatu dari Amerika Serikat dan sekutu kami,” kata Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan saat melakukan perjalanan ke Kamboja bersama Presiden Joe Biden.

Menurut laporan dari salah satu reporter Al Jazeera, penarikan pasukan Rusia dari kota Kherson adalah peristiwa “paling menentukan” sejauh ini dalam konflik Ukraina-Rusia.

“Ini meningkatkan moral tentara Ukraina yang mengatakan … mereka sekarang yakin bisa memenangkan perang ini,” kata Assed Baig, salah satu reporter Al Jazeera.

Kepala Polisi Nasional Ukraina, Ihor Klymenko, mengatakan sekitar 200 petugas sedang bekerja di kota itu, mendirikan pos pemeriksaan dan mendokumentasikan bukti kemungkinan tindakan kejahatan perang yang sudah dilakukan oleh pasukan Rusia.

Dia mendesak warga Kherson untuk berhati-hati terhadap kemungkinan ranjau darat yang dipasang oleh pasukan Rusia, dengan mengatakan seorang polisi terluka saat membongkar ranjau di sebuah gedung.

Para pejabat juga mengatakan bantuan kemanusiaan sedang dikirimkan kepada penduduk kota tersebut.

“Situasinya sangat sulit karena Rusia menciptakan kondisi yang tidak dapat ditoleransi bagi orang-orang untuk tinggal dan tinggal di Kherson. Dan sebelum mundurnya pasukan Rusia, Rusia sengaja mencoba menciptakan bencana kemanusiaan,” kata Oleksandr Merezhko, ketua Komite Kebijakan Luar Negeri Parlemen Ukraina.

“Proses de-mining (pembersihan ranjau) sudah dimulai, dan bantuan kemanusiaan sudah mulai mengalir ke kota. Dan kami berharap dalam sebulan kami akan membuka kantor pos, kami akan mulai memberikan uang dan pensiun dan gaji kepada para pekerja di Kherson,” katanya kepada Al Jazeera.

Meski demikian, Al Jazeera mencatat bahwa saat ini sekitar 70 persen wilayah Kherson tetap berada di bawah kendali Moskow, dimana pasukan Rusia tengah memperkuat garis pertempuran mereka di tepi timur Sungai Dnieper.

Media Barat Beritakan Dirinya Masuk RS usai Tiba di Bali, Menlu Rusia Ternyata Lagi "Nyantai" di Hotel

Halaman: 
Penulis : Tino Aditia