•  

logo


Soal Penggunaan Gas Air Mata dalam Kerusuhan Suporter Arema, Begini Tanggapan Mabes Polri

Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan mereka akan mendalami soal penggunaan gas air mata dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan 130 orang

2 Oktober 2022 12:47 WIB

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo JPNN

JAKARTA, JITUNEWS.COM - Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan mereka akan mendalami soal penggunaan gas air mata oleh pihak kepolisian saat terjadinya kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu (1/10) malam.

Seperti diketahui, aparat keamanan terpaksa menembakkan gas air mata setelah ribuan suporter Aremania yang kecewa atas kekalahan tim kesayangannya dari Persebaya, nekat turun ke tengah lapangan untuk mengejar para pemain kedua tim.

Tembakan gas air mata tersebut membuat para penonton panik dan berlarian menuju pintu keluar stadion. Akibatnya, 128 orang, termasuk wanita dan balita tewas, baik karena terinjak atau mengalami sesak nafas.


Tegaskan Tragedi Kanjuruhan Bukan Bentrok Supertor Arema FC-Persebaya, Mahfud: Korban Meninggal Sesak Napas

Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta menjelaskan bahwa gas air mata sengaja ditembakkan karena situasi di dalam stadion semakin tidak kondusif. Terlebih, ada oknum suporter yang menyerang petugas keamanan.

"Karena sudah mulai anarkis sudah menyerang petugas dan merusak mobil dan akhirnya karena gas air mata mereka keluar ke satu titik di pintu keluar. Yaitu kalau enggak salah di pintu 10 ya," kata Nico kepada awak media.

Padahal, cara mengatasi kerusuhan suporter dengan gas air mata sudah dilarang oleh Badan Sepakbola Dunia, FIFA. Hal itu tertuang dalam pasal 19 aturan FIFA terkait Stadium Safety and Security Regulations.

Menanggapi hal tersebut, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan bahwa mereka akan mendalami soal penggunaan gas air mata di Stadion Kanjuruhan, dan apakah hal itu sudah sesuai dengan prosedur atau tidak.

"Ya kita nunggu biar tim bekerja dulu," kata Dedi saat dikonfirmasi oleh Kumparan.com, pada Minggu (2/10).

Dedi menambahkan bahwa pihaknya sudah mengirim tim DVI ke Malang untuk membantu proses identifikasi dan penanganan para korban.

"Fokus untuk memberikan pertolongan medis kepada korban-korban yang saat ini dirawat di beberapa rumah sakit," lanjutnya.

 

Soal Tragedi Stadion Kanjuruhan, Mahfud MD: Kalau Tidak Pakai Gas Air Mata Aparat Kewalahan

Halaman: 
Penulis : Tino Aditia