Soal Tragedi Stadion Kanjuruhan, Mahfud MD: Kalau Tidak Pakai Gas Air Mata Aparat Kewalahan
Menkopolhukam Mahfud MD menjelaskan bahwa kepolisian terpaksa menembakkan gas air mata karena kewalahan menangani para pendukung yang nekat masuk ke tengah lapangan
2 Oktober 2022 11:59 WIB

Bentrokan usai Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) | Antara/Ari Bowo Sucipto |
JAKARTA, JITUNEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengatakan bahwa pihak kepolisian terpaksa menggunakan gas air mata di Stadion Kanjuruhan, Malang karena banyak dari penonton yang mengejar para pemain Arema FC dan Persebaya Surabaya setelah pertandingan berakhir.
Mahfud mengatakan bahwa pihak kepolisian kewalahan menangani massa suporter yang nekat turun ke lapangan untuk mengejar para pemain dari kedua tim.
"Ada yang mengejar Arema karena merasa kok kalah. Ada yang kejar Persebaya. Sudah dievakuasi ke tempat aman. Semakin lama semakin banyak, kalau tidak pakai gas air mata aparat kewalahan, akhirnya disemprotkan," kata Mahfud kepada CNN Indonesia TV, Minggu (2/9), dikutip CNN Indonesia.
Sentil Iwan Bule Soal Insiden Kanjuruhan, IPW: Harusnya Malu dan Mengundurkan Diri dari Ketum PSSI
Mahfud menegaskan bahwa insiden ini akan dievaluasi.
"Yang jangka panjang, kita evaluasi dalam peristiwa ini, sesungguhnya di balik ini ada apa," ucap dia.
Menurutnya, biaya perawatan para korban luka dan santunan bagi korban meninggal akan sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah Kabupaten Malang.
"Biaya-biaya yang dibutuhkan untuk perawatan dan penyelesaian masalah korban akan ditanggung Pemda Kabupaten Malang," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan terjadi sesaat setelah pertandingan antara Arema melawan Persebaya berakhir dengan skor 2-3. Kecewa dengan kekalahan yang dialami oleh tim kesayangannya, sejumlah suporter Arema nekat memasuki lapangan pertandingan. Pihak kepolisian yang mengamankan pertandingan juga terpaksa menembakkan gas air mata setelah situasi semakin tidak terkendali.
Menurut keterangan dari sejumlah saksi, gas air mata tidak hanya ditembakkan kepada suporter yang memasuki lapangan, tapi juga ke arah tribun stadion. Hal itulah yang menyebabkan kepanikan. Akibatnya, para penonton berlarian dan berdesakan menuju pintu keluar. Malangnya, banyak diantaranya mereka mengalami sesak nafas dan terinjak-injak.
Sejauh ini, tercatat ada 130 orang yang dilaporkan tewas akibat insiden tersebut, termasuk dua petugas polisi.
Penulis | : | Tino Aditia |