China Tak Rela Isu Taiwan Disamakan dengan Konflik Ukraina
Jubir Kemenlu China mengatakan bahwa isu Taiwan adalah urusan dalam negeri China, sehingga membandingkannya dengan krisis Ukraina merupakan hal yang tidak pantas
29 September 2022 14:05 WIB

Juru Bicara Pemerintah China Wang Wenbin | istimewa |
JAKARTA, JITUNEWS.COM - Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, pada Jumat pekan lalu menegaskan bahwa isu Taiwan adalah masalah internal China dan membandingkannya dengan situasi konflik di Ukraina merupakan hal yang tidak pantas.
“Siapa pun yang berusaha menyindir relevansi masalah Ukraina dengan pertanyaan Taiwan selalu didorong oleh perhitungan politik,” kata Wang pada konferensi pers reguler.
Pernyataan tersebut merupakan jawaban atas pertanyaan yang dilontarkan oleh seorang wartawan AFP mengapa Beijing tidak “secara eksplisit” mengutuk Rusia atas Ukraina dan apakah itu akan mendorong separatisme.
Empat Wilayah Ukraina Gabung Rusia, Moskow: Mereka Telah Membuat Pilihan dengan Sadar
“Sindiran semacam itu akan merupakan pelanggaran terhadap prinsip menghormati kedaulatan dan integritas teritorial suatu negara dan campur tangan serius dalam urusan dalam negeri China. Siapa pun yang berharap untuk mengeksploitasi masalah Ukraina dan menemukan dalih untuk 'kemerdekaan Taiwan' tidak akan mencapai tujuannya," tambah Wang.
“Taiwan adalah bagian yang tidak dapat dicabut dari wilayah China dan masalah Taiwan adalah murni urusan internal China,” tegasnya. “Pertanyaan Taiwan dan masalah Ukraina berbeda sifatnya dan tidak dapat dibandingkan sama sekali,” lanjut Wang.
Pada kesempatan itu, Wang juga mengecam Wakil Presiden AS Kamala Harris yang mengatakan bahwa pemerintahnya bermaksud untuk "mendukung pertahanan diri Taiwan" dan "memperdalam hubungan tidak resmi" dengan pulau itu. Dia juga menuduh China berusaha merusak tatanan internasional berbasis aturan.
Menurut Wang, AS-lah yang telah melanggar kedaulatan dan integritas teritorial China dengan mengirim Ketua DPR Nancy Pelosi untuk berkunjung ke Taipei pada awal Agustus kemarin. Wang juga mempertanyakan komitmen AS terhadap kebijakan "Satu China".
“Berbicara tentang aturan, menjaga komitmen adalah aturan paling dasar. Jika AS bahkan tidak bisa memegang kata-katanya sendiri, dalam posisi apa berbicara tentang aturan dan ketertiban? Negara seperti itu hanya bisa menjadi pengganggu aturan internasional,” tukasnya.
Dituduh Terlibat Tindak Sabotase terhadap Jalur Pipa Gas Rusia-Jerman, AS: Tidak Masuk Akal
Penulis | : | Tino Aditia |