Dituduh Terlibat Tindak Sabotase terhadap Jalur Pipa Gas Rusia-Jerman, AS: Tidak Masuk Akal
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa sangat tidak masuk akal bagi AS untuk terlibat dalam tindak sabotase yang membuat jalur pipa gas Rusia-Jerman mengalami kerusakan
29 September 2022 13:54 WIB

Juru bicara Kemenlu AS Ned Price | istimewa |
JAKARTA, JITUNEWS.COM - Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Ned Price, pada Rabu (28/9) mengatakan bahwa gagasan yang menyebut Amerika Serikat terlibat dalam tindak sabotase, yang menyebabkan kerusakan pada jalur pipa gas Rusia-Jerman, Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 adalah sebuah gagasan yang tidak masuk akal.
"Gagasan bahwa Amerika Serikat dengan cara apa pun terlibat dalam sabotase nyata dari jaringan pipa ini adalah tidak masuk akal. Ini tidak lebih dari fungsi disinformasi Rusia," kata Price saat konferensi pers, dikutip Sputniknews.
Alami Kebocoran, Jalur Pipa Gas Rusia-Jerman Kemungkinan Tak Bisa Diperbaiki
Price juga menolak mengomentari laporan bahwa CIA beberapa minggu lalu telah memperingatkan Jerman tentang kemungkinan serangan terhadap pipa gas Nord Stream 1 dan 2.
"Saya tidak dalam posisi untuk berbicara dengan intelijen atau intelijen apa pun yang mungkin telah diteruskan ke Jerman atau sekutu lainnya," katanya kepada wartawan.
Sebelumnya pada hari Rabu, Perwakilan Rusia untuk PBB meminta digelarnya pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai insiden pipa gas tersebut, dan pertemuan akan diadakan pada hari Jumat sore. Kantor Kejaksaan Agung Rusia mengatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki insiden ledakan yang terjadi pada jalur pipa gas itu dan menyebutnya sebagai tindakan terorisme internasional.
Pada hari Senin, operator pipa Nord Stream AG mengatakan kepada Sputnik bahwa pihaknya telah mencatat adanya penurunan tekanan gas yang cepat pada Jalur A dari pipa Nord Stream 2.
Insiden itu terjadi di wilayah perairan Denmark, di dekat pulau Bornholm. Di hari yang sama, operator kembali menemukan bahwa tekanan gas pada kedua jalur pipa Nord Stream 1 juga mengalami penurunan.
Pihak berwenang Swedia dan Denmark mengatakan mereka telah mendeteksi ledakan di bawah laut, sementara pejabat Polandia serta pejabat dari negara lain mengatakan bahwa kerusakan pada jaringan pipa kemungkinan terjadi akibat tindak sabotase.
Empat Wilayah Ukraina Gabung Rusia, Moskow: Mereka Telah Membuat Pilihan dengan Sadar
Penulis | : | Tino Aditia |