•  

logo


Perjanjian Damai Armenia-Azerbaijan Bisa Tercapai Jika...

PM Armenia mengatakan bahwa jika Azerbaijan bersedia mengakui integritas teritorial Armenia seperti yang diakui secara internasional, maka perjanjian damai antara kedua negara bisa tercapai

23 September 2022 16:25 WIB

Bendera Azerbaijan (kiri) dan Armenia
Bendera Azerbaijan (kiri) dan Armenia istimewa

JAKARTA, JITUNEWS.COM - Pengakuan integritas teritorial Armenia dalam batas-batas yang diakui secara internasional oleh Azerbaijan dapat memungkinkan kedua negara untuk menandatangani perjanjian damai. Hal itu disampaikan oleh Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengatakan pada hari Jumat (23/9) pada Sidang Majelis Umum PBB ke-77 .

“Jika Azerbaijan mengakui integritas teritorial Armenia, bukan secara teoritis, tetapi secara konkret, maksud saya integritas wilayah kami yang diakui secara internasional seluas 29.800 kilometer persegi [11.500 mil persegi], itu berarti bahwa kami dapat menandatangani perjanjian damai dengan saling mengakui integritas teritorial satu sama lain," kata Pashinyan, dikutip Sputniknews.

Pada kesempatan itu, Pashinyan menganggap penyelesaian konflik Nagorno-Karabakh yang komprehensif sebagai salah satu faktor kunci stabilitas regional, dimana hak dan keamanan orang-orang Armenia yang tinggal di wilayah tersebut harus dijamin.


Perancis Diminta Tak Berbagi Gas dengan Jerman

"Kami menyerukan untuk mendukung akses aman dan tanpa hambatan dari badan-badan kemanusiaan PBB ke Nagorno-Karabakh untuk menilai situasi kemanusiaan, hak asasi manusia dan memastikan perlindungan warisan budaya di lapangan," kata perdana menteri Armenia.

Konflik sengketa di Nagorno-Karabakh diketahui kembali meletus pada September 2020, dimana konflik tersebut menandai eskalasi paling serius dalam hubungan antara Armenia dan Azerbaijan selama bertahun-tahun. Permusuhan berakhir dengan deklarasi trilateral yang ditengahi Moskow yang ditandatangani pada November 2020. Armenia dan Azerbaijan setuju untuk sepenuhnya menghentikan pertempuran dan saling bertukar tahanan perang. Namun, hubungan kedua negara tetap tegang.

Pertempuran kembali pecah di perbatasan Armenia-Azerbaijan pada dini hari 13 September, di daerah yang tidak terkait dengan wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan. Azerbaijan mengatakan pihaknya memulai serangan untuk menanggapi tindakan "provokasi" Armenia, sedangkan Armenia mengatakan pasukan Azerbaijan yang pertama kali menembaki kota-kota di wilayah Armenia. Pertempuran antara kedua negara bertetangga tersebut benar-benar terhenti setelah kedua pihak menyetujui perjanjian gencatan senjata pada 14 September 2022.

Menkeu AS Sebut Taiwan Bisa Timbulkan Resiko bagi Keamanan Nasional Amerika

Halaman: 
Penulis : Tino Aditia