Sinyal Harga BBM Naik Menguat, Ustaz Hilmi Singgung Orang yang Dulunya Nangis
Ustaz Hilmi mempertanyakan makna tangisan itu.
30 Agustus 2022 09:01 WIB

Hilmi Firdausi | twitter.com/hilmi28 |
JAKARTA, JITUNEWS.COM – Pendakwah Ustaz Hilmi Firdausi turut menanggapi sinyal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang semakin kencang berhembus. Dia menyentil pihak yang saat ini meminta masyarakat tidak cengeng, sedangkan dulu menangis karena harga BBM naik.
“Dulu ada yang sampai menangis karena harga BBM naik. Sekarang minta rakyat jangan cengeng menghadapi kenaikan harga,” tulisnya via akun Twitter @hilmi28, Selasa (30/8).
Pernyataan Ustaz Hilmi itu diduga berkaitan dengan permintaan Ketua Dewan Pengarah BRIN, Megawati Soekarnoputri kepada masyarakat agar tidak mengeluhkan kenaikan harga BBM hingga sembako.
Pengalihan Subsidi BBM, Jokowi Bagikan BLT Rp 600 Ribu
Ustaz Hilmi pun menilai tangis politisi, terutama pihak oposisi pemerintah era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terkait kenaikan harga BBM dulu bukan bentuk keprihatinan terhadap rakyat.
“Jadi dulu tangisan kalian itu benar-benar peduli rakyat atau cuma sekedar drama politisi?” ujar dia.
Diketahui, dalam acara ‘Kick Off Pembentukan BRIDA’, Rabu (20/4), Megawati meminta masyarakat tidak cengeng hanya karena sejumlah harga kebutuhan naik.
Dia mengenang pesan perjuangan ayahnya, Soekarno (Bung Karno). Menurutnya, banyak langkah yang bisa ditempuh pemerintah agar perut rakyat tetap kenyang.
“Beliau selalu ingin katakan apa yang terpenting bagi rakyatmu? Perutnya kenyang. Bagaimana mengandalkan perut kenyang rakyat. Jangan hanya cengeng kenaikan harga dan sebagainya,” kata Megawati.
Belakangan ini sinyal kenaikan harga BBM semakin menguat. Pemerintah sempat mengeluhkan beban subsidi yang mencapai Rp501 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan BBM Pertamax sampai saat ini masih disubsidi. Harga di SPBU dijual Rp12.500—Rp13.000 per liter. Dengan kurs dan harga minyak yang naik, mestinya harga Pertamax Rp17.300 per liter.
"Pertamax yang sekarang harganya di Rp 12.800/liter dengan harga berdasarkan ICP US$ 105 dan kurs Rp 14.700 harusnya di Rp 17.300/liter," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di kantor Kementerian Keuangan, Jumat (26/8).
Tolak Kenaikan BBM, DPR: Harus Ditunda Sampai Perekonomian Masyarakat Membaik
Penulis | : | Iskandar |