Afrika Utara Terancam Krisis Pangan, Uni Eropa Harus Siap Hadapi Gelombang Migrasi Baru
Hambatan dalam pengiriman eskpor bahan pangan asal Ukraina bisa memicu bencana kelaparan di Afrika Utara yang memaksa ribuan orang di kawasan itu melakukan migrasi ke negara-negara tetangga
14 Juli 2022 12:34 WIB

Ilustrasi | istimewa |
PRAHA, JITUNEWS.COM - Direktur Badan Penjaga Perbatasan dan Wilayah Pantai Eropa (Frontex) Aija Kalnaja, memperingatkan bahwa Uni Eropa harus bersiap untuk menghadapi "gelombang migrasi" baru di tengah krisis ketahanan pangan yang dipicu oleh konflik Ukraina.
Berbicara kepada wartawan di Praha, ibukota Republik Ceko, Kalnaja mencatat bahwa Uni Eropa “sangat siap untuk menangani pengungsi yang datang dari Ukraina.”
“Pada saat yang sama, kita harus mempersiapkan juga untuk pengungsi yang datang dari daerah lain karena isu ketahanan pangan. Anda mungkin tahu bahwa transportasi gandum dari Ukraina terhambat dan itu akan menciptakan gelombang migrasi,” katanya dikutip RT.com.
AS Sebut Iran Siap Suplai Drone Militer ke Rusia
Bulan lalu, surat kabar Spanyol El Pais mengutip laporan internal Uni Eropa setebal 27 halaman tentang konsekuensi potensial dari konflik Ukraina, termasuk peringatan akan “bencana kelaparan” yang dihadapi oleh sejumlah negara di kawasan Afrika Utara.
Kelaparan mungkin memicu “gelombang baru protes sosial, perpindahan internal dan migrasi ke wilayah tetangga dan mungkin menuju wilayah Uni Eropa,” kata laporan itu.
Jika skenario ini terjadi, El Pais mencatat bahwa Spanyol dan Italia akan berada di garis depan menghadapi gelombang eksodus tersebut.
Rusia Mudahkan Proses Pemberian Status Kewarganegaraan bagi Orang Ukraina, Begini Reaksi Kiev
Penulis | : | Tino Aditia |