Rusia Desak Turki Batalkan Rencana Operasi Militer di Suriah Utara
Utusan khusus Rusia untuk Suriah mengatakan bahwa operasi militer Turki di Suriah utara hanya akan meningkatkan tindak kekerasan dan memicu gerakan separatisme
16 Juni 2022 22:00 WIB

Kendaraan militer Turki di Suriah | Sputniknews |
MOSKOW, JITUNEWS.COM - Rusia secara terbuka memperingatkan Turki agar tidak meluncurkan operasi militer baru di Suriah karena hal itu dapat menyebabkan babak baru kekerasan dan konflik bersenjata di Timur Tengah, serta memicu gerakan separatisme. Hal itu disampaikan oleh Perwakilan Khusus Kepresidenan Rusia untuk Suriah Alexander Lavrentiev.
"Seperti yang kita semua tahu, keputusan untuk mengadakan operasi militer [di Suriah] belum dibuat. [Kami percaya] bahwa Ankara harus menahan diri dari itu," kata Lavrentiev, dikutip Sputniknews.
Lavrentiev menekankan bahwa operasi militer Turki yang baru tidak akan mengakhiri kekhawatiran Ankara soal keamanan nasionalnya. Menurutnya, masalah ini hanya dapat diselesaikan dengan mengizinkan pemerintah Suriah untuk mengontrol wilayah perbatasannya.
Pasokan dari Rusia Dikurangi, Ukraina Siap Bantu Kirim Gas ke Uni Eropa
“Sayangnya, [kontrol penuh Suriah atas perbatasannya] belum tercapai. [Kami masih menyaksikan] sebagian besar unit pertahanan diri Kurdi di sana," tambahnya.
Pada saat yang sama, Rusia saat ini masih mempertahankan kontak dengan pasukan Kurdi dan mengendalikan bagian timur Suriah. Lavrentiev mengatakan bahwa Moskow berusaha untuk mengatur dialog konstruktif antara mereka dan pemerintah Suriah, meskipun sejauh ini belum ada kesepakatan yang dicapai mengenai masalah ini.
Pasokan Gas Rusia ke Uni Eropa Dikurangi, Moskow: Bencana bagi Jerman
Penulis | : | Tino Aditia |