•  

logo


MUI DKI Bentuk Mujahid Cyber, PBNU: Tujuan Politis Harusnya Dihindari

MUI DKI Jakarta luncurkan Mujahid Cyber untuk melawan hoaks dan buzzer.

31 Mei 2022 09:16 WIB

Ahmad Fahrur Rozi
Ahmad Fahrur Rozi Tangkapan Layar YouTube Deddy Corbuzier

JAKARTA, JITUNEWS.COM - Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta luncurkan Mujahid Cyber untuk melawan hoaks dan buzzer. Ketua PBNU, Ahmad Fahrur Rozi berharap Mujahid Cyber tidak memihak kelompok tertentu dan benar-benar meluruskan hoaks.

"Saya kira boleh saja jika memang objektif dan tidak memihak kelompok tertentu, namun benar-benar bertujuan untuk menyampaikan kebenaran dan meluruskan berita hoaks, karena setiap muslim wajib untuk amar makruf nahi mungkar, saling mengingatkan, mengajak kepada keimanan dan ketakwaan, tidak boleh menyebar berita bohong, apalagi mendorong berbuat kemaksiatan," kata Fahrur kepada wartawan, Senin (30/5).

Fahrur mengatakan bahwa media sosial sebaiknya dijadikan sarana edukasi memperkokoh kerukunan antarumat beragama.


Pawang Hujan Rara Ramal Putra Ridwan Kamil, MUI: Dukun Jangan Buat Gaduh!

"Media sosial ormas Islam hendaknya dijadikan sarana edukasi mempererat ukhuwah, dan memperkokoh kerukunan antarumat beragama, maupun hubungan antara umat beragama dengan pemerintah," katanya.

"Konten atau informasi harus jujur dan melayani kepentingan umat. Konten berisi pujian, sanjungan atau kampanye tentang seseorang untuk menyenangkan kelompok tertentu dengan tujuan politis harusnya dihindari," lanjutnya.

Fahrur mengingatkan bahwa haram hukumnya jika menyebarkan informasi yang bertujuan membenarkan yang salah serta membangun opini palsu.

"Memproduksi atau menyebarkan konten atau informasi yang bertujuan untuk membenarkan yang salah atau menyalahkan yang benar, membangun opini palsu dengan tujuan menyembunyikan kebenaran serta menipu khalayak, itu juga haram hukumnya," katanya.

Fahrur mengatakan bahwa wajib untuk teliti terhadap informasi yang diterima.

"Pada prinsipnya, wajib bagi kita bersama untuk melakukan tabayun atau check dan recheck terhadap berita yang beredar. Sesuai ajaran Al-Qur'an dan hadits dalam bermedia sosial, di antaranya adalah firman Allah SWT yang memerintahkan pentingnya tabayun atau klarifikasi ketika memperoleh informasi, yakni surat Al-Hujurat ayat 6," tutur dia.

"Dalam sebuah hadits riwayat Abi Hurairah ra Rasulullah SAW bersabda: 'Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia berkata yang baik atau diam' (HR. Bukhari dan Muslim)," pungkasnya.

TikTokers Berhijab Pamer Payudara Minta Maaf, PBNU: Baiknya Dilanjutkan dengan Hapus Konten Pornografi

Halaman: 
Penulis : Aurora Denata