•  

logo


AS Khawatir Rusia Posisikan Senjata Nuklir di Belarusia

Pejabat AS khawatir jika pasukan militer Rusia akan diposisikan secara permanen di wilayah Belarus, yang berbatasan langsung dengan negara-negara Uni Eropa dan anggota NATO

19 Januari 2022 16:00 WIB

Alexander Lukashenko dan Vladimir Putin
Alexander Lukashenko dan Vladimir Putin the Guardian

WASHINGTON, JITUNEWS.COM - Amerika Serikat khawatir bahwa kedatangan pasukan Rusia di Belarus untuk latihan bisa menjadi kehadiran permanen yang mungkin mengarah pada pengerahan senjata nuklir ke negara itu. Hal itu disampaikan oleh seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri kepada wartawan Selasa (18/1).

Sebelumnya, pada awal pekan ini Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengumumkan bahwa pasukan militer Rusia akan menggelar latihan militer gabungan dengan tentara Belarus pada bulan Februari.

Langkah yang datang tanpa pemberitahuan tersebut diyakini bakal meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut ditengah kekhawatiran negara barat akan invasi Rusia ke Ukraina.


Kanselir Jerman Ancam Hentikan Jalur Pipa Gas Nord Stream 2 jika Rusia Invasi Ukraina

Pejabat AS, yang tidak disebutkan namanya mengatakan jumlah pasukan Rusia yang tiba di Belarusia “di luar apa yang kami harapkan dari latihan normal.”

“Waktunya penting dan, tentu saja, menimbulkan kekhawatiran bahwa Rusia dapat berniat untuk menempatkan pasukan di Belarus dengan kedok latihan militer bersama untuk berpotensi menyerang Ukraina,” kata pejabat anonim tersebut, dikutip AFP.

Menurutnya, perubahan konstitusi Belarus dalam referendum bulan depan dapat memungkinkan kehadiran militer Rusia di wilayahnya menjadi permanen.

“Draf perubahan konstitusi ini mungkin mengindikasikan rencana Belarus untuk mengizinkan pasukan konvensional dan nuklir Rusia ditempatkan di wilayahnya,” kata pejabat itu.

"Itu akan menjadi tantangan bagi keamanan Eropa yang mungkin memerlukan tanggapan,” kata pejabat itu.

Belarus juga berbatasan dengan Polandia yang merupakan anggota NATO.

“Seiring waktu, Lukashenko semakin mengandalkan Rusia untuk semua jenis dukungan. Dan kami tahu bahwa dia tidak mendapatkan dukungan itu secara gratis,” lanjutnya.

“Jelas Rusia memangsa kerentanan Lukashenko dan memanggil sedikit IOU yang terakumulasi,” tukasnya.

Infeksi Omicron Semakin Meningkat, Kepala WHO: Pandemi Belum Berakhir

Halaman: 
Penulis : Tino Aditia