19,4 Persen ASN Terpapar Radikal, Muhammadiyah: Polanya Diajari Ngaji
Kader Muhammadiyah mengatakan bahwa infiltrasi kelompok radikal di lingkungan ASN sulit diidentifikasi
7 Oktober 2021 12:30 WIB

Ilustrasi radikalisme | Ist |
JAKARTA, JITUNEWS.COM - Kader Intelektual Muhammadiyah, Abdullah Darraz mengatakan bahwa 19,4 persen Aparatur Sipil Negara (ASN) termasuk Polri dan TNI terindikasi radikal dan intoleran. Hal tersebut, ia sampaikan merujuk pada Survei Alvara Research pada tahun 2018.
Darraz mengatakan bahwa ideologi radikal tersebut disebarkan secara terselebung. Awalnya, kata dia, sejumlah ASN diajari mengaji kemudian diperkenalkan dengan ideologi radikal dan anti Pancasila.
"Saat ini polanya adalah infiltrasi kepada oknum dengan mereka diajari ngaji dan sebagainya, yang lalu pada akhirnya diperkenalkan dengan ideologi mereka yang bertentangan dengan Pancasila," kata Darraz dilansir Antara, Kamis (7/10/2021).
Siap Berkontribusi di Polri, Eks Pegawai KPK: Kemampuan Kami Hanya Disitu
Darraz mengatakan bahwa infiltrasi kelompok radikal di lingkungan ASN sulit diidentifikasi. Pasalnya, ASN dianggap sebagai pihak yang memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi.
"Nah kalau sudah diinfiltrasi ini repot juga. Maka dari itu harus ada kesadaran dari pimpinan instansi/lembaga bahwa bahaya ini nyata dan ada," ujarnya.
Alumni Pondok Pesantren Darul Arqam Garut itu meminta pemimpin instansi menyadari bahwa ideologi radikal di lingkungan ASN adalah nyata. Kemudian melakukan identifikasi sumber infiltrasi sedini mungkin.
"Karena saya sendiri meyakini bahwa pendekatan kelompok radikal tersebut menargetkan orang-perorangan dengan mengajarkan hal-hal yang bertentangan atau polemik," ucap Darraz.
"Memang kelompok radikal ini sebetulnya begitu masif melakukan infiltrasi yang itu yang mana hal ini tidak disadari oleh pimpinan di instansi tersebut, sehingga penanganannya cenderung terlambat," pungkasnya.
Penulis | : | Trisna Susilowati |