•  

logo


Tak Nyaman Dikaitkan dengan Pendaftaran Merek Demokrat, Perusahaan Ini Beri Klarifikasi

PT Royal Pesona Indonesia tidak mau terkesan masuk dalam framing konflik Demokrat.

27 April 2021 06:00 WIB

Bendera Partai Demokrat.
Bendera Partai Demokrat. Istimewa

SURABAYA, JITUNEWS.COM - Baru-baru ini beredar pemberitaan sebuah perusahaan kosmetik yakni PT Royal Pesona Indonesia dikaitkan dengan pendaftaran merek Partai Demokrat sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pasalnya, beredar gambar di media sosial yang memperlihatkan logo Partai Demokrat di pendaftaran HAKI yang diajukan oleh PT Royal Pesona Indonesia.

Sementara itu, konsultan PT Royal Pesona Indonesia Benny Muliawan membantah perusahaan yang ia tangani berurusan dengan PD. Ia mengaku bahwa pihaknya tidak nyaman dikaitkan dengan Partai Demokrat.

"Jadi itu sebenarnya beda ya. Pak SBY mendaftarkan itu nama merek Partai Demokrat pada 19 Maret 2021 pukul 20.31 WIB bukan atas nama PT Royal Pesona Indonesia. Nah ternyata, saya sebagai kuasa konsultan PT Royal Pesona Indonesia diberi kuasa untuk mendaftar HAKI, saya daftar di hari yang sama pukul 20.38 WIB," ujar Benny di Surabaya, Senin (26/4/2021).


Bobby Nasution Belum Minta Maaf atas Insiden Pengusiran Jurnalis, Politisi Demokrat: Mumpung Mertua Lagi Berkuasa

"Namun dalam gambar yang beredar, dan di beberapa media, foto pendaftaran HAKI Pak SBY itu dipotong atau dicrop gambarnya gak pas, dan masuk nama PT Royal Pesona Indonesia. Jadi seolah-olah Pak SBY minta tolong PT Royal Pesona Indonesia untuk mendaftarkan HAKI Partai Demokrat. Di gambar itu yang beredar, kesannya PT Royal Pesona Indonesia ini ada kaitannya dengan Demokrat," sambungnya.

Benny mengaku harus klarifikasi hal tersebut karena perusahaan tersebut sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan Partai Demokrat. Ia mengatakan bahwa PT Royal Pesona Indonesia tidak mau terkesan masuk dalam framing konflik Demokrat.

"Kita gak ada urusan dengan PD, baik itu kubu A atau kubu B. Di sini kita klarifikasi saja, karena pemilik merasa harus diklarifikasi. Jadi Pak SBY daftar pukul itu, eh tidak lama kita daftar juga di HAKI. Nah di laman pendaftaran, perusahaan PT Royal Pesona Indonesia daftarnya pas usai Pak SBY. Lalu karena cropping yang kurang pas, atau informasi yang salah, ada sejumlah media menyebut PT Royal Pesona Indonesia. Dan di beberapa media juga ada nama PT Royal Pesona Indonesia yang turut terpampang," terangnya.

"Secara kasat mata, dapat menimbulkan persepsi dalam membaca data," tutupnya.

Amien Rais Serukan Aksi Jihad untuk HRS, Ferdinand: Kau Pikir Kau Siapa?

Halaman: 
Penulis : Trisna Susilowati