Mantan Presiden Maladewa Sebut Negaranya Tak Mungkin Dapat Lunasi Utang ke China
Mantan Presiden Maladewa mengatakan bahwa utang Maladewa kepada China terlalu besar untuk dibayar
19 November 2020 10:30 WIB

hutang |
MALE, JITUNEWS.COM - Mantan Presiden Maladewa Muhammad Nasheed melayangkan kritik mengenai tingginya besaran utang yang dimiliki oleh negara tersebut kepada China. Hal itu ia sampaikan usai pemerintah Maladewa merampungkan pembahasan mengenai APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) untuk tahun 2021 mendatang.
"Pembahasan anggaran (belanja negara) untuk tahun 2021 di Majlis (Parlemen) hari ini. Pembayaran hutang tahun depan akan mengambil 53 persen dari pendapatan negara. Lebih dari 80 persen pembayaran utang tersebut dibayarkan kepada China. (Jumlah hutangnya) sangat tidak terjangkau. Bahkan jika kita menjual perhiasan warisan nenek, kita masih belum bisa membayar cicilan hutang tersebut," tulisnya dalam postingan Twitter pada Rabu (18/11).
Discussing 2021 budget in Majlis today. ???????? debt repayments next year will amount to 53% of government revenue. Over 80% of debt repayments will go to China. Totally unaffordable. Even if we sell our grandmother’s jewelry, we won’t be able to afford these repayments. pic.twitter.com/Vc2v8n2Kov
Putin Sebut Tindakan Turki dalam Konflik Nagorno-Karabakh Tidak Melanggar Hukum Internasional
— Mohamed Nasheed (@MohamedNasheed) November 18, 2020
Sebagaimana diketahui, situasi pandemi Covid-19 yang terjadi benar-benar meluluh-lantakkan perekonomian dunia, termasuh Maladewa yang hanya mengandalkan sektor periwisata.
Dalam sebuah wawancara dengan BBC pada bulan lalu, Nasheed memperkirakan bahwa hutang Maladewa kepada China hampir mencapai USD 3.1 Miliar, dimana sebagian besar utang tersebut dilakukan pada era pemerintahan sebelumnya, atau saat Abdullah Yameen menjadi presiden. Sementara itu, menurut Bank Dunia, Produk Domestik Bruto Maladewa pada tahun 2018 lalu hanya mencapai USD 5.8 Miliar.
"Mantan Presiden (Yameen) dikatakan telah mengambil sejumlah hutang dari China untuk membiayai proyek pribadi dengan sejumlah kroninya," kata Anand Kumar, salah satu pengamat politik di Manohar Parrikar Institute, India, dikutip Sputni News.
Aksi Balasan, Israel Serang Sejumlah Fasilitas Milik Tentara Bashar al Assad dan Iran di Suriah
Penulis | : | Tino Aditia |