•  

logo


Senat AS Minta Trump Investigasi Kasus Percobaan Pembunuhan Musuhnya Vladimir Putin

Dua anggota senat AS meminta Trump untuk menggelar investigasi atas percobaan pembunuhan Alexei Navalny, tokoh oposisi Rusia

1 Oktober 2020 13:48 WIB

Gedung Putih AS
Gedung Putih AS istimewa

WASHINGTON, JITUNEWS.COM - Sejumlah anggota Senat Komisi Hubungan Luar Negeri AS pada Rabu (30/9) meminta Donald Trump untuk menggelar investigasi untuk membuktikan bahwa tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny menjadi sasaran percobaan pembunuhan dengan racun oleh pemerintah Rusia, sehingga mereka nantinya dapat menjatuhkan sanksi terhadap pemerintahan Vladimir Putin.

"Kami sangat prihatin dengan adanya anggapan mengenai aktivis anti-korupsi Rusia Alexei Navalny yang diracun pada bukan Agustus 2020, dengan senyawa kimia sejenis Novichok," kata Senator Partai Republikan Jim Risch dan Senator Partai Demokrat Bob Menendez dalam sebuah surat yang mereka kirimkan kepada Trump, dikutip dari Reuters, Kamis (1/10).

Permintaan tersebut tentunya menjadi tambahan dukungan internasional atas upaya percobaan pembunuhan Navalny. Sebelumnya, Kanselir Jerman Angela Merkel pada Rabu mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan sebuah diskusi dengan negara anggota Uni Eropa lainnya untuk merespon kasus tersebut.


Tak Gentar dengan Ancaman AS, Presiden Venezuela Nekat Operasikan Dua Tambang Minyaknya

Navalny diketahui telah keluar dari rumah sakit Charite Berlin usai menjalani masa perawatan selama 32 hari setelah dirinya kolaps dalam sebuah penerbangan domestik di wilayah Siberia. Jerman menyatakan bahwa Navalny telah diracun dengan senyawa Novichok. Pernyataan Jerman tersebut dibantah secara tegas oleh Rusia.

Gedung Putih sejauh ini belum mengeluarkan pernyataannya terkait permintaan dua senat tersebut. Namun, Dubes AS untuk PBB, Cerith Norman-Chalet mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB pada awal bulan ini jika AS akan bekerja sama dengan negara-negara sekutu mereka untuk menjatuhkan sanksi kepada semua pihak yang bertanggung jawab atas upaya pembunuhan Navalny tersebut.

Pemerintah Pusat Berlakukan Lockdown di Madrid, Pemda: Itu Tidak Valid

Halaman: 
Penulis : Tino Aditia